“Kita jangan terjebak dalam logika chicken and egg. Harus ada keberanian pemerintah untuk membuka jalan. Kalau pasarnya jelas, investor tidak akan ragu. Apalagi tren dunia sekarang mengarah pada green economy,” paparnya.
Sebagai catatan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan bahwa tambahan pembangkit listrik dari EBT pada semester I-2025 mencapai 876,5 Mega Watt (MW). Dengan tambahan tersebut, total kapasitas EBT Indonesia saat ini sudah menembus 15,2 Giga Watt (GW), atau setara 14,5% dari total kapasitas pembangkit listrik nasional.
Baca Juga:
Inovasi Berkelanjutan dari Kampus UNJA: Dari Limbah Sawit Jadi Bioplastik hingga Panel Surya Portabel
Sebelumnya, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Nurul Ichwan menekankan bahwa tumbuhnya pasar dalam negeri menjadi syarat utama agar investasi EBT bisa berkelanjutan.
“Tidak ada investor yang masuk tanpa kepastian pasar. Jarang sekali ada yang mau membangun dulu lalu menciptakan pasar belakangan,” ujarnya.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]