Diakui Inten, terdapat perbedaan kondisi riil saat ini dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang ditetapkan pada tahun 2017.
Pada RUEN disebutkan, asumsi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025 yang ditulis senilai 8% dengan total kapasitas pembangkit terpasang sebesar 135 Giga Watt (GW). Sedangkan pada awal tahun 2022 ini kapasitas pembangkit yang terpasang 72 GW.
Baca Juga:
Satset Gerilya Bahas PLTS Terapung, Sasar Milenial Jakarta
Saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia pun hanya sebesar 5,8% yang terutama disebabkan karena pandemi.
Percepatan harus terus didorong terus untuk mengejar target yang telah ditetapkan.
"Harapannya adalah kita dapat mendorong wacana ini (transisi energi) melalui mahasiswa supaya menjadi satu tujuan yang mengkerucut. Kita harus yakin bahwa Indonesia mampu bersaing secara global karena memiliki potensi energi bersih yang berlimpah. Untuk kedepannya, diperlukan peningkatan tatanan industri agar masyarakat turut merasakan energi bersih yang kita produksi sendiri," pungkas Inten.
Baca Juga:
Gerilya Gelar Diskusi PLTS Aplikatif Bagi Mahasiswa Surabaya
Kuliah umum ini memberikan motivasi tersendiri bagi mahasiswa Gerilya untuk turut berkontribusi mendorong capaian target nasional bauran energi terbarukan nasional sebesar 23% pada tahun 2025.
Materi ini menjadi bekal penting bagi Gerilyawan untuk melaksanakan kontribusi nyata pada sesi program Team-Based Project selama 4 bulan di lingkungan industri mendatang. [tum]