WahanaNews - Konsumen Listrik | Komisi VI DPR RI mengapresiasi PT PLN (Persero) yang mempu mencetak kinerja keuangan optimal pada tahun 2022. Langkah perseroan dalam efisiensi belanja modal dan biaya operasional serta pengurangan utang berbuah manis terhadap kinerja keuangan.
Anggota Komisi VI DPR RI, Evita Nursanty mengapresiasi upaya PLN dalam menjaga kinerja keuangan dan operasional PLN pada tahun 2022. Evita melihat, menjaga kinerja keuangan dan operasional pada masa pandemi tidaklah mudah.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
"Saya mengapresiasi kinerja PLN. Paparan tadi menunjukan laporan kinerja yang positif meski dalam kondisi pandemi covid-19. Saya juga mendukung program digitalisasi. Buah efisiensi dari digitalisasi ini yang mendukung capaian kinerja keuangan dan operasional yang baik," ujar Evita dalam Rapat Dengar Pendapat antara Komisi VI DPR RI dengan Jajaran Direksi PLN di Jakarta, Rabu (15/2/2023).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN Darmawan menjelaskan, selama tahun 2022, PLN melakukan extraordinary effort untuk menjaga kinerja keuangan dan operasional perusahaan tetap sehat.
Hasilnya, pada tahun 2022 PLN mampu mencatatkan pertumbuhan penjualan listrik sebesar 6,3 persen atau sebesar 274 Terawatt Hour (TWh). Realisasi ini lebih tinggi 10,7 TWh dari RKAP tahun 2022 sebesar 263 TWh.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
"Pertumbuhan penjualan listrik ini diraih dengan extraordinary effort. Kami melakukan akuisisi pelanggan captive power industri. Kami lakukan kolaborasi dengan Industri untuk memakai listrik PLN yang kami jamin keandalannya," ujar Darmawan.
Kondisi keuangan yang positif ini, kata dia, tak lepas dari upaya PLN dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Pertama, Darmawan menjelaskan PLN melakukan debt management dengan mempercepat pembayaran utang.
Sepanjang tahun 2020-2022, PLN pun membayar utang sebesar Rp62,5 triliun. Dengan langkah ini, maka menurunkan saldo utang perusahaan sebesar Rp41 triliun dibanding tahun 2020.