"Kami berhasil menurunkan beban bunga hingga Rp7 triliun dengan pengelolaan utang yang baik. Pengendalian likuiditas yang baik ini telah meningkatkan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) PLN dari sebelumnya 1,4 kali kini menjadi 1,7 kali," kata Darmawan.
Darmawan menambahkan, dalam pengelolaan Capital Expenditure (Capex), PLN merealisasikan capex pada tahun 2022 sebesar Rp57 triliun.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Dalam menghadapi dinamika global, Darmawan menjelaskan PLN melakukan adjustment dengan menghitung demand. Sehingga ekspansi aset yang belum dibutuhkan ditunda dengan perhitungan yang cermat.
PLN juga melakukan efisiensi biaya operasional dengan meningkatkan digitalisasi semua lini baik transmisi, pembangkitan, distribusi dan juga sistem keuangan. Sistem keuangan yang lebih transparan dan termonitor dengan baik mampu meningkatkan kinerja perusahaan lebih akuntabel dan efisien.
"Pembayaran hutang dipercepat juga berdampak pada beban keuangan yang semakin kecil. Dengan penjualan yang tumbuh, kami juga menekan cost operasional serta pengelolaan capital expenditure (capex) dengan baik maka kami bisa mencatatkan kinerja keuangan yang sehat," ujar Darmawan.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Darmawan mengatakan, capaian kinerja perusahaan yang positif pada tahun 2022 tidak lepas dari dukungan Komisi VI DPR RI dalam mengawal dan memberikan support bagi PLN.
PLN pun berkomitmen akan terus melanjutkan transformasi bisnis perusahaan sehingga perusahaan akan semakin sehat ke depan.
"Capaian ini tidak terlepas dari dukungan Komisi VI. Arahan dan pengawalan dari seluruh anggota Komisi VI menjadi guidance bagi kami menjalankan perusahaan ini," pungkas Darmawan.[mga]