Tohom juga mengingatkan bahwa tantangan cuaca ekstrem dan lonjakan beban harus diantisipasi melalui kesiapsiagaan personel, kecepatan respons gangguan, serta komunikasi publik yang transparan.
“PLN tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan regulasi, kesiapan pasokan energi primer, hingga peran aktif masyarakat dalam penggunaan listrik yang efisien adalah satu kesatuan. Di sinilah gotong royong energi nasional diuji,” kata Tohom.
Baca Juga:
Menko Luhut Bongkar Modus Pelanggaran “PeduliLindungi”
Ia menambahkan, ALPERKLINAS akan terus menjalankan fungsi pengawasan berbasis konsumen, sekaligus mendorong pendekatan jangka panjang agar keandalan listrik tidak hanya kuat di momen Nataru, tetapi juga berkelanjutan sepanjang tahun.
“Momentum ini harus menjadi pembelajaran kolektif untuk memperkuat sistem dan meningkatkan kualitas layanan listrik nasional,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Posko Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 Sektor ESDM Erika Retnowati menyampaikan bahwa pasokan listrik nasional selama periode Nataru berada dalam kondisi aman.
Baca Juga:
Ini Caranya Pekerja Tanpa Slip Gaji Bisa Beli Rumah Lewat BP Tapera
Daya mampu pasok PLN tercatat sebesar 53.930 MW, sementara beban puncak diperkirakan mencapai 46.808 MW, sehingga terdapat cadangan daya 7.122 MW atau sekitar 15,2 persen.
Erika juga memastikan ketahanan stok BBM dan LPG nasional dalam kondisi aman dengan coverage day yang memadai serta kesiapan infrastruktur energi di seluruh wilayah Indonesia.
[Redaktur: Mega Puspita]