"Tadi dihitung Dirut PLN itu harganya sekitar 10 persen ongkosnya Rp 1.500 per 1,5 kWh dan itu tadi ditegaskan (listrik) nonsubsidi, sedangkan BBM ini kita subsidi. Jadi ini adalah solusi teknologi untuk mengurangi ketergantungan kita terhadap minyak," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan berbagai layanan untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia mulai dari pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU), home charging, serta memberikan promosi untuk tambah daya dan diskon tarif bagi pemilik kendaraan listrik.
Baca Juga:
Kasus Bocah 3 Tahun Terlindas Mobil di Ciputat Naik Penyidikan
"Pemerintah mencanangkan pergeseran dari kendaraan yang berbasis pada BBM menjadi kendaraan yang berbasis pada listrik, kami lebih membangun suatu ekosistem agar penggunaan mobil listrik bisa berjalan dengan baik," kata Darmawan.
Berdasarkan perhitungan PLN, kendaraan listrik menghasilkan emisi yang jauh lebih rendah dibandingkan kendaraan berbasis BBM karena setiap penggunaan satu liter BBM yang diperkirakan bisa menempuh jarak 10 kilometer akan menghasilkan emisi sekitar 2,6 kilogram karbondioksida.
Pada jarak yang sama, kendaraan listrik yang menggunakan energi 1,5 kWh hanya menghasilkan emisi sekitar 1,27 kilogram yang artinya ada pengurangan emisi sebesar 50 persen.
Baca Juga:
Terparkir Bertahun-tahun, KPK Klaim Temukan Mobil Harun Masiku
Adapun dari segi biaya yang dikeluarkan konsumen, jumlahnya juga jauh lebih murah. Misalnya, kendaraan berbasis BBM yang menempuh jarak 10 kilometer membutuhkan biaya Rp 13.000 untuk setiap liter bensin. Adapun mobil listrik hanya membutuhkan biaya Rp3.300 untuk menempuh jarak yang sama. [tum]