Konsumenlistrik.com | Dalam upaya menjamin keandalan operasional PLTS Terpusat di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T), Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) berkerjasama dengan United Nations Development Programme (UNDP) Acces menyelenggarakan Pelatihan Tekniser dan Sertifikasi Pengoperasian dan Pemeliharaan PLTS Terpusat bagi Operator.
Pelatihan yang diselenggarakan selama 3 hari dari tanggal 17 - 19 Maret 2022 dan bertempat di Kampus PPSDM KEBTKE, Ciracas, Jakarta Timur ini nantinya akan dilanjutkan dengan kegiatan Sertifikasi Tenaga Teknik yang mengacu pada Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan (SKTTK) Bidang Pembangkit Subbidang Pemeliharaan.
Baca Juga:
Layanan SuperSUN PLN, Inovasi Listrik Bersih 24 Jam, Dukung Kemajuan Masyarakat Kepulauan di Sulawesi Selatan
Kepala Badan Pengembangan SDM ESDM, Prahoro Yulijanto Nurtjahyo mengatakan program pelatihan ini merupakan hal yang penting demi menghasilkan SDM operator PLTS Terpusat yang kompeten dan handal. SDM yang kompeten dapat menjamin keandalan dan keamanan dari operasional PLTS.
"Pemanfaatan PLTS ini harus direncanakan sebaik-baiknya, menyusupkan potensi yang tersedia, tentunya melihat pelatihan ini jauh kedepan menjadi lebih penting bagi kita semua, agar kita dapat memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada dan yang akan kita bangun. Jangan sampai kita hanya pintar membangun tetapi tidak bisa merawat," ungkap Prahoro saat membuka pelatihan di Kampus PPSDM KEBTKE, Ciracas, Jakarta, Senin (7/3/2022).
Hal senada disampaikan oleh Kepala PPSDM KEBTKE, Laode Sulaeman. Ia menjelaskan bahwa tujuan pelatihan ini ialah untuk menghasilkan operator PLTS Terpusat yang mampu melakukan pengoperasian, pemeliharaan, dan penanganan gangguan pada PLTS Terpusat sesuai dengan prosedur dan standar yang berlaku.
Baca Juga:
Energi Surya Jadi Sumber Cahaya Bagi Kehidupan Masyarakat Desa Tepian
Adapun project UNDP Access ini dikembangkan untuk mendukung pemenuhan listrik melalui PLTS sebagaimana kebutuhan dasar di daerah-daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal) dimana jaringan PLN belum dapat diakses.
Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM, Andriah Feby Misna mengatakan sejak tahun 2011 pemerintah telah membangun 319 unit PLTS dan PLTMH dengan system orbit. Pemerintah melalui dana alokasi khusus juga menyiapkan dana untuk bisa membangun pembangkit EBT didaerah yang belum ada koneksi terhadap jaringan PLN. Namun tidak semua daerah mendapat dana alokasi khusus ini mengingat keberadaan dana pemerintah sangat terbatas.
"Untuk itu pemerintah bekerja sama dan memanfaatkan dana dari mitra donor untuk meningkatkan akses energi didaerah yang belum terjagkau PLN. Salah satunya program UNDP Access yang juga bekerjasama dengan KOICA, yang sudah dimulai sejak tahun 2020 di 4 provinsi, yaitu Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Tengah," tutur Feby.
Sementara itu, Senior Management Advisor for Environment and Sustainable Energy Unit UNDP Indonesia, Agus Prabowo menyampaikan bahwa sebanyak 19 orang calon operator lokal yang mengikuti pelatihan ini adalah garda terdepan kunci suksesnya keberlanjutan proyek ini.
"Kami ucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM atas kerjasama yang baik selama ini, salah satunya melalui project access. Terima kasih juga atas dukungan dana dari Negara Korea (KOICA) untuk projeck acses ini yang tidak hanya diimplementasikan di Indonesia tetapi juga di Timor Leste," pungkas Agus. [tum]