Padahal, ia sempat kegirangan ketika kabel dan tiang listrik dipasang di kampungnya. Tapi apa daya, harapan itu perlahan luntur karena listrik yang ia tunggu-tunggu tak kunjung mengalir.
Situasi ini menjadi beban bagi Ronald dan keluarga. Sebab, keempat anaknya yang masih duduk di bangku sekolah memerlukan cahaya lampu untuk belajar saat malam hari.
Baca Juga:
Gawat, Kabel PLN Hanya Satu Meter dari Tanah di Kecamatan Halongonan, Paluta: Ancaman bagi Masyarakat
"Saya punya anak ada empat. Sudah sekolah. Susah semua untuk belajar," kata Ronald.
Ronald menuturkan warga Distrik Arguni Bawah mengandalkan listrik dari genset selama ini.
"Di sini kami pakai listrik kampung saja, genset saja. Tidak pakai dari program Papua Terang," ucap dia.
Baca Juga:
Takut Membahayakan, Warga Keluhkan Kabel Kendor-Tiang Miring Milik PLN di Taput
Roland berharap pemerintah bisa lebih memperhatikan kondisi yang dialami oleh warga Distrik Arguni Bawah. Dengan demikian, warga dapat beraktivitas dengan nyaman.
Ia juga ingin kabel dan tiang-tiang listrik yang bertengger di kampungnya berfungsi sebagaimana mestinya, bukan jadi jemuran baju.
"Kalau bisa pemerintah bisa perhatikan ini supaya masyarakat bisa tidur, bisa terang, anak-anak kami bisa sekolah untuk belajar. Istilahnya orang kampung gelap, makanya anak anak kurang belajar," keluh Ronald.