Ia menegaskan bahwa tantangan ke depan bukan hanya bagaimana listrik tersedia, tetapi juga bagaimana tarif, kualitas layanan, dan aksesnya merata hingga ke pelosok.
“Jika keandalan listrik bisa dijamin, maka percepatan industrialisasi daerah akan berjalan lebih mulus,” kata Tohom.
Baca Juga:
Ditreskrimsus Polda jambi Berhasil mengungkap Kasus Tindak Pidana Pertambangan Tanpa Izin (PETI).
Tohom yang juga Mantan Ketua FAKTA (Front Anti Kolusi Tanah Air) Sumatera Utara ini menambahkan, ketersediaan listrik yang baik adalah pondasi pemerataan ekonomi.
Ia menilai keandalan listrik tidak hanya menguntungkan industri besar, tetapi juga UMKM, sekolah, rumah sakit, dan masyarakat kecil.
“Ketahanan energi ini sekaligus menjadi perlindungan konsumen. Jangan sampai rakyat hanya jadi korban pemadaman bergilir tanpa ada solusi konkret. Konsumen punya hak atas layanan listrik yang layak,” tegasnya.
Baca Juga:
Danrem 042/Gapu Tekankan Tanggung Jawab Kader Pelatih Pencak Silat Militer di Satuan Jajaran
Kerja sama seperti yang dijalankan di Aceh, menurut Tohom, bisa menjadi model replikasi di provinsi lain.
Ia menekankan bahwa daerah yang ingin menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru harus terlebih dahulu menuntaskan persoalan keandalan listrik.
“Kalau listriknya stabil, otomatis investor akan datang, lapangan kerja terbuka, dan kesejahteraan masyarakat meningkat,” ujarnya menutup.