KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO - Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS) menegaskan bahwa keberlanjutan pertumbuhan ekonomi daerah tidak bisa dilepaskan dari faktor keandalan pasokan listrik.
Menurut organisasi ini, pembangunan kawasan industri, pengembangan usaha kecil, hingga percepatan digitalisasi ekonomi, semuanya bertumpu pada jaminan sistem kelistrikan yang stabil dan berkualitas.
Baca Juga:
Ditreskrimsus Polda jambi Berhasil mengungkap Kasus Tindak Pidana Pertambangan Tanpa Izin (PETI).
Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, mengatakan bahwa pengalaman di berbagai daerah, termasuk Aceh, menunjukkan adanya hubungan langsung antara pasokan listrik yang andal dengan naiknya minat investasi.
“Ketika listrik sering padam atau kualitasnya tidak terjaga, investor akan ragu. Sebaliknya, jika listrik terjamin 24 jam dengan kualitas daya yang baik, maka iklim usaha akan lebih sehat dan kompetitif,” ujarnya.
Tohom menjelaskan bahwa listrik tidak boleh lagi dipandang sekadar kebutuhan rumah tangga, melainkan sebagai instrumen strategis pembangunan daerah.
Baca Juga:
Danrem 042/Gapu Tekankan Tanggung Jawab Kader Pelatih Pencak Silat Militer di Satuan Jajaran
Ia menyebutkan bahwa keberhasilan daerah seperti Aceh dalam menjalin kerja sama antara PLN UID Aceh dengan PT PEMA menjadi contoh nyata bagaimana energi bisa menjadi pengungkit ekonomi.
“Kerja sama strategis semacam ini harus diperbanyak, karena bukan hanya menghadirkan listrik, tetapi juga membuka lapangan kerja dan menciptakan ekosistem industri baru,” paparnya.
Lebih lanjut, Tohom menilai pemerintah daerah perlu aktif memastikan sinergi antara BUMD, PLN, dan pelaku usaha agar infrastruktur listrik bisa berkembang sejalan dengan rencana pembangunan ekonomi jangka panjang.
Ia menegaskan bahwa tantangan ke depan bukan hanya bagaimana listrik tersedia, tetapi juga bagaimana tarif, kualitas layanan, dan aksesnya merata hingga ke pelosok.
“Jika keandalan listrik bisa dijamin, maka percepatan industrialisasi daerah akan berjalan lebih mulus,” kata Tohom.
Tohom yang juga Mantan Ketua FAKTA (Front Anti Kolusi Tanah Air) Sumatera Utara ini menambahkan, ketersediaan listrik yang baik adalah pondasi pemerataan ekonomi.
Ia menilai keandalan listrik tidak hanya menguntungkan industri besar, tetapi juga UMKM, sekolah, rumah sakit, dan masyarakat kecil.
“Ketahanan energi ini sekaligus menjadi perlindungan konsumen. Jangan sampai rakyat hanya jadi korban pemadaman bergilir tanpa ada solusi konkret. Konsumen punya hak atas layanan listrik yang layak,” tegasnya.
Kerja sama seperti yang dijalankan di Aceh, menurut Tohom, bisa menjadi model replikasi di provinsi lain.
Ia menekankan bahwa daerah yang ingin menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru harus terlebih dahulu menuntaskan persoalan keandalan listrik.
“Kalau listriknya stabil, otomatis investor akan datang, lapangan kerja terbuka, dan kesejahteraan masyarakat meningkat,” ujarnya menutup.
[Redaktur: Mega Puspita]