Ia mencontohkan insiden tragis yang pernah terjadi di Sorong, Papua Barat Daya, di mana seorang remaja bernama Muhammad Hairul tewas tersengat listrik saat menerobos banjir menggunakan sepeda motor.
Baca Juga:
PLN UID Jakarta Raya dan TNI AU Kirim Bantuan Logistik & Jaringan Komunikasi untuk Percepatan Pemulihan di Aceh
"Kasus di Sorong adalah pengingat bagi kita semua bahwa listrik bisa menjadi ancaman saat terjadi genangan. Oleh karena itu, pemadaman listrik di area banjir adalah langkah yang harus kita apresiasi, bukan malah dipersoalkan," tegas Tohom yang juga Aktivis Perlindungan Konsumen Listrik.
Lebih lanjut, Tohom mengimbau masyarakat untuk tidak nekat menerobos genangan air, terutama di area yang masih memiliki jaringan listrik aktif.
Ia juga mendorong PLN untuk terus meningkatkan komunikasi dengan warga agar mereka lebih memahami pentingnya tindakan pencegahan ini.
Baca Juga:
Memperingati Hari Disabilitas Internasional dan Dukung Inklusivitas, PLN UID Jakarta Raya Luluskan 50 Peserta Program Terang Aksara Empowerment
"Edukasi kepada masyarakat harus terus dilakukan agar mereka sadar akan bahaya listrik saat banjir. PLN dan pemerintah daerah juga perlu meningkatkan sosialisasi terkait prosedur keselamatan listrik di musim hujan," pungkasnya.
Sementara itu, PLN mengimbau pelanggan untuk tetap waspada dan memastikan instalasi listrik di rumah dalam kondisi kering sebelum menyalakan kembali perangkat elektronik.
Untuk pelaporan kondisi darurat, pelanggan dapat menghubungi Contact Center PLN 123 atau menggunakan aplikasi PLN Mobile yang siaga 24 jam.