Tohom menegaskan bahwa kejadian seperti ini seharusnya menjadi pelajaran bagi masyarakat agar lebih waspada dan tidak sembarangan mendekati jaringan listrik.
“Kami di ALPERKLINAS terus mengkampanyekan pentingnya edukasi keselamatan listrik. Jangan pernah berpikir bahwa listrik itu bisa dijinakkan dengan akal-akalan sederhana seperti bambu atau alat seadanya. Ada prosedur dan perangkat khusus yang harus digunakan, serta keahlian yang tidak bisa dipelajari secara instan,” jelasnya.
Baca Juga:
Tak Layani Sambungan Listrik untuk Bisnis Ilegal, ALPERKLINAS Sebut Indonesia Perlu Tiru Thailand
Tohom yang juga mantan Wakil Ketua Umum DPP Gempita (Generasi Muda Peduli Tanah Air) menambahkan bahwa kesadaran akan bahaya listrik harus ditanamkan sejak dini, terutama bagi generasi muda yang sering berinisiatif tanpa memperhitungkan risikonya.
“Kami berharap pemerintah daerah dan pihak terkait lebih gencar dalam memberikan edukasi keselamatan listrik pada masyarakat. Setiap kejadian seperti ini harus menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran dan pencegahan. Jangan sampai nyawa melayang hanya karena minimnya pemahaman tentang bahaya listrik,” tuturnya.
Tohom mengimbau masyarakat untuk segera menghubungi petugas PLN atau pihak berwenang jika menemui kejadian yang melibatkan jaringan listrik.
Baca Juga:
BPPH Pemuda Pancasila Dukung Revisi UU Advokat demi Kepercayaan Publik dan Kualitas Pengacara Indonesia
"Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama, bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga bagi lingkungan sekitar," katanya.
[Redaktur: Sandy]