Konsumenlistrik.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS) mendesak pemerintah dan PT PLN (Persero) untuk lebih serius dalam mengalokasikan anggaran pembangunan jaringan listrik ke seluruh pemukiman masyarakat di Indonesia.
Hal ini menyusul keluhan warga Gampong Paloh Awe, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, yang masih kekurangan tiang listrik untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Baca Juga:
Penyumbang Konsumen Terbanyak dan Ditetapkan Sebagai Objek Nasional, ALPERKLINAS Minta Pemerintah dan PLN Siapkan Cadangan Listrik Bali 25 Persen dari Beban Puncak
Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa permasalahan seperti ini tidak seharusnya terjadi di tengah gencarnya pembangunan infrastruktur nasional.
“Ketika kita berbicara tentang keadilan, listrik adalah salah satu hak dasar masyarakat yang harus dipenuhi oleh negara. Sangat memprihatinkan jika masih ada wilayah yang harus menggunakan batang kayu sebagai tiang listrik. Ini tidak hanya membahayakan, tetapi juga menunjukkan ketimpangan yang nyata dalam distribusi infrastruktur listrik,” ujarnya, Jumat (17/1/2025).
Nasuha, Keuchik (Kepala Desa) Paloh Awe, sebelumnya mengungkapkan bahwa warga di dua dusun, Cot Jabet dan Cot Bate, sangat membutuhkan sekitar 20 hingga 30 tiang listrik yang layak.
Baca Juga:
Target EBT 42,6 GW dari Energi Surya, Tenaga Air, Panas Bumi dan Angin, ALPERKLINAS Sebut Indonesia 'Big Green Energi'
Hingga saat ini, mereka masih menggunakan batang kayu sebagai pengganti tiang listrik.
Kondisi ini sering kali menyebabkan kabel menjuntai ke jalan, menimbulkan bahaya bagi warga sekitar.
“Kami sudah beberapa kali mengajukan proposal sejak 2020 hingga 2021, tetapi belum ada realisasi dari pihak PLN. Bahkan, meskipun sudah ditinjau, tidak ada tindak lanjut yang jelas,” keluh Nasuha.