KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO – Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS) menyamut positif langkah PLN Indonesia Power yang mulai mengoperasikan sistem marketplace biomassa untuk memenuhi kebutuhan cofiring PLTU.
ALPERKLINAS menilai inovasi ini bukan hanya mendukung transisi energi nasional, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi rumah tangga, UMKM, dan kelompok masyarakat kecil yang selama ini berada di pinggiran ekosistem energi.
Baca Juga:
Biomassa Indonesia Raup Transaksi Rp1,04 Triliun pada Misi Dagang Jepang
Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa program ini memberi manfaat langsung bagi konsumen listrik karena memperluas ruang partisipasi publik dalam rantai pasok energi.
“Inilah pertama kalinya konsumen listrik punya potensi cuan dari ekosistem energi nasional. Lewat marketplace biomassa, masyarakat dapat menjual limbah organik yang sebelumnya tidak bernilai, sekaligus membantu menekan biaya energi jangka panjang,” ujar Tohom.
Menurutnya, inovasi digital berbasis supply chain ini adalah tonggak baru dalam demokratisasi energi.
Baca Juga:
PLN EPI Galakkan Digitalisasi Biomassa, ALPERKLINAS Sebut PLN Komitmen Libatkan Masyarakat Lokal Dukung Energi Bersih
“Kami melihat PLN Indonesia Power dan PLN Energi Primer Indonesia bergerak ke arah yang sangat visioner. Marketplace biomassa adalah fondasi ekonomi sirkular yang bisa menciptakan kelas baru pelaku energi rakyat,” jelas Tohom.
Ia juga menilai transparansi data real-time yang melekat pada sistem marketplace akan semakin meningkatkan kepercayaan publik.
“Selama ini masyarakat tidak bisa melihat alur pasokan biomassa atau harga secara terbuka. Kini semua bisa dipantau. Ini meningkatkan akuntabilitas sekaligus membuka peluang ekonomi yang inklusif,” kata Tohom.
Lebih jauh, Tohom menekankan bahwa pendekatan digital ini mendukung percepatan target emisi nasional.
“Ketika cofiring biomassa berjalan optimal, konsumsi batu bara bisa diturunkan. Itu artinya kita bukan hanya bicara cuan masyarakat, tapi juga cuan lingkungan dan cuan masa depan energi bersih Indonesia,” ujarnya.
Ia menutup dengan dorongan agar program ini diekspansi ke lebih banyak PLTU.
“Skalanya harus diperluas. Semakin banyak PLTU yang memakai mekanisme marketplace biomassa, semakin besar dampaknya bagi ekonomi daerah, penyerapan tenaga kerja, serta kemandirian energi nasional,” pungkas Tohom.
Sebelumnya, PLN Indonesia Power (PLN IP) mulai mengoperasikan marketplace biomassa yang dikembangkan PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) dan saat ini telah berjalan di PLTU Adipala, Cilacap.
Marketplace ini menghubungkan petani, koperasi, hingga UMKM dengan pembangkit listrik berbasis cofiring, menyediakan fitur mulai dari verifikasi pemasok, pemantauan stok dan kualitas bahan baku, sistem lelang harga, integrasi logistik, hingga dashboard analitik.
Digitalisasi rantai pasok ini disebut menjadi langkah penting dalam transformasi energi nasional, memperkuat ketahanan energi, menciptakan ekosistem bisnis baru, serta mendukung target Net Zero Emission 2060.
[Redaktur: Mega Puspita]