Selain manfaat ekonomi, Tohom menyoroti aspek efisiensi energi dan pengelolaan lingkungan. Ia menilai, penggunaan energi listrik di sektor pertanian juga membantu menekan penggunaan bahan bakar fosil yang selama ini digunakan untuk mengoperasikan pompa air berbasis BBM.
“Ini langkah penting menuju pertanian hijau dan berkelanjutan. PLN tidak hanya menjual listrik, tetapi ikut menanam investasi sosial melalui energi bersih yang bermanfaat bagi petani,” tuturnya
Baca Juga:
ALPERKLINAS Dukung Langkah Pemerintah Belajar ke India, Minta Implementasi Teknologi PLTS Murah Tak Sekadar Wacana
Tohom juga mengungkapkan perlunya pengawasan bersama antara pemerintah daerah, PLN, dan masyarakat agar proses pemasangan jaringan listrik baru berjalan transparan, cepat, dan bebas pungutan liar.
Sebelumnya, Bupati Sidrap Syaharuddin Alrif dalam pertemuan dengan General Manager PLN UID Sulselrabar, Edyansyah, memaparkan bahwa program Listrik Masuk Sawah menyasar sekitar 18 ribu hektare lahan tadah hujan di wilayahnya.
Ia menyebut program tersebut akan memberikan dampak ekonomi besar bagi masyarakat, sekaligus menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) atas tenaga listrik.
Baca Juga:
Indonesia Menuju Green Energi, ALPERKLINAS Minta Pemerintah Longgarkan Kuota Pemasangan PLTS
PLN sendiri menyatakan siap bersinergi dengan Pemkab Sidrap untuk menghadirkan energi bagi kehidupan yang lebih baik di sektor pertanian.
[Redaktur: Mega Puspita]