“Kita perlu menanamkan semangat keberlanjutan dan kemandirian dalam pengelolaan infrastruktur energi terbarukan. Pelibatan perempuan dalam peran strategis ini akan memastikan transformasi yang lebih inklusif dan berdampak luas,” tegasnya.
Lebih jauh, Tohom menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menjaga keberlanjutan program ini.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Desak Pemerintah dan PLN Buat Aturan Tegas Terkait Syarat Calon Pelanggan Listrik
“Pemerintah, sektor swasta, dan lembaga masyarakat harus terus bahu-membahu mendukung keberlangsungan inisiatif seperti ACCESS. Dengan pendekatan yang terintegrasi, kita tidak hanya menciptakan akses energi, tetapi juga membangun kemandirian masyarakat lokal,” tambahnya.
Proyek ACCESS tak hanya memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, tetapi juga membuka peluang ekonomi dan sosial baru.
Sebagai bagian dari agenda keberlanjutan, UNDP, KOICA, dan mitra lainnya diharapkan terus mendukung proyek-proyek serupa, agar dampak positif ini dapat dirasakan oleh lebih banyak masyarakat di berbagai wilayah Indonesia dan negara lainnya.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Desak Pemda dan PLN Buat Regulasi Terkait Kabel Semrawut pada Tiang Listrik
Dengan listrik 24 jam, anak-anak di desa terpencil kini dapat belajar dalam penerangan yang memadai, fasilitas kesehatan lebih optimal, dan usaha lokal semakin bertumbuh.
“ACCESS telah menunjukkan bagaimana pendekatan berbasis komunitas dan kolaborasi global dapat mengubah wajah desa-desa terpencil. Ini adalah langkah konkret menuju kedaulatan energi yang inklusif dan berkelanjutan,” pungkas Tohom.
[Redaktur: Sandy]