Konsumenlistrik.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Program Accelerating Clean Energy Access to Reduce Inequality (ACCESS) yang diinisiasi oleh United Nations Development Programme (UNDP) bersama Korea International Cooperation Agency (KOICA) menuai apresiasi tinggi dari Ketua Umum Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS), KRT Tohom Purba.
Tohom memuji keberhasilan proyek ACCESS dalam menyediakan akses listrik tenaga surya di 22 desa terpencil di Indonesia dan 3 kota di Timor Leste.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Desak Pemerintah dan PLN Buat Aturan Tegas Terkait Syarat Calon Pelanggan Listrik
“Keberhasilan proyek ini membuktikan bahwa kolaborasi global dapat memberikan dampak nyata, terutama bagi masyarakat yang selama ini terpinggirkan dari akses energi bersih,” ujarnya, Rabu (22/1/2025).
Tohom juga menyoroti langkah proyek ACCESS yang menempatkan perempuan sebagai bagian integral dari pengelolaan fasilitas energi terbarukan.
“Kesetaraan gender bukan hanya tentang keadilan, tetapi juga efisiensi dan keberlanjutan. Ketika hampir setengah dari operator PLTS bersertifikat adalah perempuan, ini menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran strategis dalam transformasi energi nasional,” kata Tohom.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Desak Pemda dan PLN Buat Regulasi Terkait Kabel Semrawut pada Tiang Listrik
Proyek ACCESS, yang berhasil meningkatkan taraf kehidupan lebih dari 18.000 rumah tangga di Indonesia dan Timor Leste, juga telah melampaui target awalnya dalam pemberdayaan perempuan.
Data menunjukkan 44% staf di Unit Pengelola Listrik Desa (UPLD) adalah perempuan, dengan 32% di antaranya duduk sebagai anggota dewan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Tohom, yang juga penerima gelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) dari Raja Paku Buwono Keraton Surakarta, menilai bahwa keberhasilan ini perlu menjadi contoh bagi proyek serupa di masa mendatang.
“Kita perlu menanamkan semangat keberlanjutan dan kemandirian dalam pengelolaan infrastruktur energi terbarukan. Pelibatan perempuan dalam peran strategis ini akan memastikan transformasi yang lebih inklusif dan berdampak luas,” tegasnya.
Lebih jauh, Tohom menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menjaga keberlanjutan program ini.
“Pemerintah, sektor swasta, dan lembaga masyarakat harus terus bahu-membahu mendukung keberlangsungan inisiatif seperti ACCESS. Dengan pendekatan yang terintegrasi, kita tidak hanya menciptakan akses energi, tetapi juga membangun kemandirian masyarakat lokal,” tambahnya.
Proyek ACCESS tak hanya memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, tetapi juga membuka peluang ekonomi dan sosial baru.
Sebagai bagian dari agenda keberlanjutan, UNDP, KOICA, dan mitra lainnya diharapkan terus mendukung proyek-proyek serupa, agar dampak positif ini dapat dirasakan oleh lebih banyak masyarakat di berbagai wilayah Indonesia dan negara lainnya.
Dengan listrik 24 jam, anak-anak di desa terpencil kini dapat belajar dalam penerangan yang memadai, fasilitas kesehatan lebih optimal, dan usaha lokal semakin bertumbuh.
“ACCESS telah menunjukkan bagaimana pendekatan berbasis komunitas dan kolaborasi global dapat mengubah wajah desa-desa terpencil. Ini adalah langkah konkret menuju kedaulatan energi yang inklusif dan berkelanjutan,” pungkas Tohom.
[Redaktur: Sandy]