"Ini momentum penting agar PLN memperlihatkan keberpihakannya pada masyarakat melalui kebijakan yang berorientasi pada pelayanan, dan bukan profit semata,” ucapnya.
Lebih jauh, Tohom menuturkan bahwa masa depan kelistrikan Indonesia harus diletakkan di atas fondasi keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Menurutnya, listrik bukan sekadar komoditas ekonomi, tetapi instrumen penting yang menentukan kualitas hidup dan kemajuan suatu bangsa.
Baca Juga:
Dampak Ganda Lingkungan dan Energi Bersih, ALPERKLINAS Apresiasi Pemerintah Ubah Sampah Jakarta Jadi Energi Listrik di Bantar Gebang
“Listrik adalah hak dasar setiap warga negara. Karena itu, PLN sebaiknya terus menanamkan nilai-nilai pelayanan publik yang humanis, berintegritas, dan responsif terhadap kebutuhan serta keluhan pelanggan. Membangun jaringan listrik yang kuat harus diiringi dengan membangun kepercayaan publik yang kokoh,” ujarnya.
Ia juga menyoroti kinerja mitra PLN, agar semua pelaksanaan proyek lapangan, termasuk kegiatan inspeksi dan perawatan jaringan, benar-benar sesuai standar operasional.
“Kualitas pelayanan tidak hanya diukur dari terang tidaknya lampu, tapi juga dari sejauh mana pekerja lapangan memahami tanggung jawabnya menjaga keselamatan dan kenyamanan pelanggan,” tambahnya.
Baca Juga:
Daerah Lain Layak Ikuti, ALPERKLINAS Apresiasi Kolaborasi Pemprov Sulawesi Barat dan PLN Listriki Keluarga Tak Mampu
Tohom mengingatkan bahwa usia 80 tahun bukan hanya angka simbolis, melainkan cermin dari perjalanan panjang PLN yang telah tumbuh bersama bangsa.
“Kini saatnya PLN memperkuat reputasi bukan hanya sebagai penyedia listrik, tapi sebagai lembaga publik yang melindungi dan menghormati konsumen. Itulah makna sejati dari Hari Listrik Nasional,” pungkasnya.
[Redaktur: Mega Puspita]