Sehingga gabungan keduanya hanya sekitar 500 TWh. Sedangkan, kebutuhan listrik RI dari Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) pada 2050 diproyeksi sekitar 2.000 TWh.
Artinya ada kesenjangan sekitar 1.500 TWh. "Saat ini 1.500 TWh itu kalau boleh pakai, tentu kita pakai fosil dan gas. Kemudian sisanya EBT lainnya diutamakan yang mudah PLTS dan angin. Namun tidak tertutup kemungkinan nuklir. Jadi penggantian semua pembangkit fosil itu masih panjang," ujar Herman pekan lalu. [ams]