Konsumenlistrik.com I Pemerintah melalui Kementerian ESDM pun optimistis produk layanan REC PLN dapat menjadi salah satu solusi konkret untuk mencapai target bauran energi 23 persen atau lebih pada 2025.
Sebanyak 28 perusahaan lokal dan global membeli sertifikat energi baru terbarukan atau Renewable Energy Certificate (REC) dari PT PLN (Persero).
Baca Juga:
Dukung Energi Baru Terbarukan, PT Bank Danamon Gunakan REC PLN Sebanyak 21.783.000 kWH
Kontrak jual beli REC ditandatangani PLN dengan 28 perusahaan lokal dan global di Kantor Pusat PLN, Jakarta pada Senin (13/12/2021) kemarin. Perusahaan seperti Nike Trading Company B.V (Nike), PT Fast Retailing Indonesia (Uniqlo), PT Clariant Indonesia, PT South Pacific Viscose, PT Reckitt Benckiser, Kawasan GIIC – Deltamas, dan 22 perusahaan besar lain yang beralih ke energi bersih melakukan penandatanganan perjanjian jual beli REC dengan PLN.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menilai REC menjadi terobosan konkret dari PLN untuk mendorong pemanfaatan EBT di tanah air. Dadan turut mengapresiasi PLN yang mengalokasikan penerimaan dari atribut ini, yang sifatnya premium, untuk mendorong pemanfaatan EBT PLN.
“Ini salah satu inisiatif yang sangat baik untuk jangka pendek. Terima kasih kepada PLN, semoga semakin banyak perusahaan yang beralih ke energi bersih dan memanfaatkan REC ke depan,” ujar Dadan saat memberikan sambutan pada acara ‘Signing Ceremony REC Partnership Agreement and Contract.’
Baca Juga:
Perusahaan Media Mulai Gunakan REC PLN, Wujud Komitmen Pemanfaatan Energi Bersih
Ia berharap, melalui berbagai inovasi di sektor energi seperti yang dilaksanakan oleh PLN ini, target bauran energi 23 persen pada 2025 dapat tercapai. Terlebih melihat tren global saat ini yang menuju era dekarbonisasi dalam seluruh prosesnya, Dadan optimistis REC akan semakin disambut baik oleh kalangan industri.
“Kami juga akan segera mengimplementasikan regulasi-regulasi terkait untuk mendorong pemanfaatan EBT. Sekarang sedang kami finalisasi untuk dua regulasi, yang pertama adalah tarif untuk EBT, dan yang kedua terkait pemanfaatan PLTS Atap, tentunya ini akan bekerja sama dengan PLN,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril menyampaikan, kerja sama ini merupakan salah satu bentuk usaha bersama untuk membangun suatu dunia yang lebih bersih. PLN menyediakan REC, yang membuktikan bahwa energi yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit listrik berbasis EBT yang diaudit oleh sistem tracking internasional, APX TIGRs yang berlokasi di California, USA.