Konsumenlistrik.com | Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi angkat bicara terkait video viral kejadian beli token listrik PLN Rp 50.000 tetapi yang didapat disebutkan tidak sesuai dengan harganya.
Agung menjelaskan bahwa membeli token listrik tidak sama dengan membeli pulsa untuk telepon seluler.
Baca Juga:
2023 Suntikan Dana Negara ke PLN Naik Jadi Rp 10 Triliun
Perlu dipahami, angka yang terdapat di kWh meter besarannya bukanlah rupiah, melainkan kWh (kilowatt hour).
"Sehingga pembelian token oleh pelanggan akan dikonversikan ke dalam kWh sesuai Tarif Tenaga Listrik yang berlaku. Hal ini berbeda dengan pembelian pulsa telepon seluler," ujarnya dilansir dari Kompas.com, Sabtu (12/2/2022).
Dalam pembelian token listrik, imbuhnya, selain ada biaya listrik, juga terdapat biaya lain, yakni Pajak Penerangan Jalan (PPJ) yang besarannya bervariasi dan diatur oleh masing-masing pemerintah daerah setempat, yaitu antara 3-10 persen.
Baca Juga:
Dirjen Migas Paparkan Kisah Sukses Raih EOR Indonesia
Serta terdapat biaya lain yakni biaya meterai Rp 10.000 (jika transaksi lebih dari Rp 5 juta) serta adanya administrasi bank.
Adapun ketika membeli pulsa listrik dengan nominal tertentu maka nominal yang tertera dalam alat kWh meter besarannya tidak sama dengan nominal rupiah yang dibeli karena yang tertera adalah nilai kWh yang dihitung berdasarkan harga token, PPJ dan tarif dasar listrik.
Berikut simulasi penghitungan token listrik:
Contoh kasus, semisal pelanggan hendak membeli pulsa listrik dengan nilai sebesar Rp 50.000 di Jakarta dengan penggunaan daya 1.300 VA.
Jika PPJ Jakarta 3 persen, penghitungan tokennya adalah sebagai berikut:
Harga token: Rp 50.000 PPJ 3 persen: Rp 1.500
Tarif dasar listrik: Rp 1.444,7 per kwh.
Dengan demikian, besaran token yang didapat yakni (Rp 50.000-Rp 1.500) per Rp 1.444,7 = 33,57 kWh.
"Jadi, ketika masyarakat membeli token listrik dalam nominal rupiah tertentu, tak usah panik jika angka yang tertera di kWh meter akan berbeda," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, sebuah unggahan warganet yang memprotes kejadian saat membeli token listrik PLN Rp 50.000 tetapi yang didapat menurutnya tidak sesuai dengan harganya viral di media sosial TikTok dan Instagram.
"Pihak PLN tolong perhatikan. Isi token 50 ribu yg masuk cm 3600," tulis akun @putratasbih.
Pihaknya sembari memberikan narasi suara dalam video sebagai berikut:
“Isi yang 50.000 kita lihat berapa isinya? Cuman 3.600 isinya yang 50.000,” ujarnya.
Dalam video terlihat si pengunggah tengah mengisi token yang kemudian keluar angka “36.00 kwh” yang kemudian dibaca pengunggah sebagai isi token "Rp 3.600". Si pengunggah mengaku bingung dengan hal tersebut.
“Udah boros, mahal, lima puluh ribu cuma dapet tiga ribu enam ratus ini gimana itungannya PLN coba dikondisikan,” ujarnya selanjutnya Hingga Sabtu (12/2/2022) siang, unggahan tersebut telah disukai lebih dari 15.100 pengguna dan mendapat lebih dari 16.100 komentar. [tum]