“Masih belum bisa diungkapkan,” pungkas Bob.
Smelter Feronikel Halmahera Timur direncanakan memiliki kapasitas produksi sebesar 13.500 TNi untuk Line 1 per tahun.
Baca Juga:
Kementerian ESDM Buka Suara, Soal Tudingan AS Ada Kerja Paksa di Industri Nikel RI
Smelter ini akan melengkapi 3 unit smelter feronikel Antam di Pomalaa, Sulawesi Tenggara yang memiliki 4 lini produksi i dengan kapasitas gabungan sebesar 27.000 TNi per tahun.
Dengan demikian, jika proyek Smelter Feronikel Halmahera Timur Antam sudah rampung kelak, Antam bakal memiliki total kapasitas produksi tahunan hingga 40.500 TNi.
Smelter Feronikel Halmahera Timur masuk ke dalam daftar 4 proyek smelter yang ditargetkan beroperasi pada tahun ini.
Baca Juga:
Balai Kemenperin di Makassar Dukung Pemerataan Ekonomi Wilayah Timur
Selain Smelter Feronikel Halmahera Timur milik Antam, tiga proyek smelter lain yang juga ditargetkan bisa rampung dan beroperasi di tahun 2021 adalah smelter milik PT Smelter Nikel Indonesia, smelter nikel dari PT Cahaya Modern Metal Industri di Banten, dan smelter PT Kapuas Prima Citra di Kalimantan Tengah.
Jika keempatnya berhasil rampung tahun ini, maka total jumlah smelter di Tanah Air menjadi 23 smelter. Mengingat, hingga akhir 2020, sudah ada 19 smelter.
Rinciannya, ada 16 smelter nikel, dua smelter tembaga, dua smelter bauksit, satu smelter besi, satu smelter mangan, dan satu smelter timbal dan seng. Program pembangunan smelter ini merupakan bagian dari program pemerintah untuk mengejar target 53 smelter di tahun 2024 mendatang.