Selain bahaya hydrogen sulfida, longsor juga mengancam areal pembangkit tersebut.
PLTP Ulumbu berada di tebing terjal yang rawan longsor.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Pada awal April 2021, ketika seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur dilanda Badai Seroja, terjadi longsor di sisi lokasi pembangkit.
Kontur tanah di daerah itu tergolong rawan amblas.
Petugas diminta selalu waspada ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi selama lebih dari dua hari.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Kepala Teknik Panas Bumi Wilayah Kerja Panas Bumi Ulumbu, Haryadi, mengatakan, hingga Senin (4/10/2021), PLTU Ulumbu telah beroperasi selama 1.027.997,87 jam.
Selama itu pula, tidak terjadi satu kali pun insiden.
“Setiap tempat kerja, termasuk di sini tentu memiliki risiko. Namun, semua itu sangat tergantung pada tingkat kepatuhan kita terhadap prosedur keselamatan yang sudah diatur,” kata Haryadi, yang juga petugas paling senior di PLTP Ulumbu.