Padahal Pulau Jawa menjadi tempat bagi 11,3 juta atau 56 persen usaha mikro dan kecil (UMK) di Indonesia. Sehingga diperlukan listrik yang andal dan berkelanjutan untuk peningkatan kualitas hidup, tersedianya layanan publik yang penting, serta penciptaan lapangan pekerjaan.
Menurutnya, untuk mampu mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan lebih tinggi di wilayah ini, maka Pulau Jawa memerlukan listrik sebanyak 259 terawatt-jam pada 2030 atau 66,4 persen dari proyeksi kebutuhan listrik di Indonesia.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
"Guna memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan penguatan jaringan listrik Pulau Jawa dan transisi menuju ekonomi rendah karbon, serta kapasitas untuk mengintegrasikan lebih banyak energi terbarukan ke dalam jaringan," kata dia.
Lewat pinjaman dari ADB dan dengan jaminan dari pemerintah Indonesia, maka akan meningkatkan jalur transmisi PLN, otomatisasi jaringan listrik, dan fasilitas penyimpanan limbah berbahaya.
Pinjaman ini juga diyakini akan memperkuat proses bisnis digitalisasi PLN, seperti e-procurement dan mendukung pemasangan lebih banyak stasiun pengisian bagi kendaraan listrik.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Adapun kemitraan negara yang tergabung di ADB untuk Indonesia sepanjang 2020-2024 difokuskan pada peningkatan pemulihan ekonomi Indonesia melalui infrastruktur energi yang berkelanjutan dan tangguh.
"Melalui pinjaman berbasis hasil, penyaluran dana dikaitkan dengan pencapaian hasil program untuk mendorong akuntabilitas dan efektivitas reformasi pemerintah, dengan membangun sistem insentif untuk berbagai capaian yang berkelanjutan," pungkas Daniel. (tum)