Konsumenlistrik.com I Untuk mendorong masyarakat beralih menggunakan kendaraan listrik, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menilai dibutuhkan lebih banyak kebijakan dari pemerintah.
Salah satunya insentif dari segi perpajakan.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
Zulkifli mengakui memang tidak mudah untuk mengakselerasi ekosistem kendaraan listrik.
Namun dirinya menilai masyarakat masih menunggu kebijakan yang lebih menarik jika ingin mereka membeli kendaraan listrik.
"Kami melihat bahwa masyarakat mengharapkan kebijakan yang lebih menarik untuk membeli mobil listrik ketimbang mobil fosil. Hal ini tentunya akan mendorong minat untuk membeli kendaraan atau mobil listrik sehingga dapat dinikmati masyarakat lebih luas," tuturnya dalam acara diskusi virtual, Rabu (1/12/2021).
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
Zulkifli mengakui memang sudah ada dukungan dari pemerintah dengan menghapuskan PPnBM untuk mobil listrik. Namun dia berharap pemerintah bisa menghapuskan PPn dan PPh untuk kendaraan listrik yang selama ini sudah diberikan ke mobil berbahan bakar fosil.
"Terima kasih kepada pemerintah yang telah menghapuskan PPnBM mobil listrik. Tapi ada dua pajak lain yaitu PPn dan PPh yang dinikmati oleh mobil fosil namun belum dinikmati oleh mobil listrik. Jami yakin dan berharap kebijakan dari pemerintah untuk dapat melakukan penghapusan dari ppn dan pph tersebut sesuai dengan yang dinikmati oleh mobil fosil," terangnya.
Menurut Zulkifli mendorong minat masyarakat beralih ke mobil listrik dampaknya akan sangat besar. Pertama dari segi lingkungan, mobil listrik memiliki emisi karbon yang rendah.
"Kendaraan listrik emisi karbonnya hanya 50% dibandingkan dengan mobil konvensional. Meskipun listriknya berasal dari pembangkit listrik tenaga uap," terangnya.
Kedua, bahan bakar dari mobil listrik tidak impor. Sebab saat ini menurut data yang dia miliki suplai listrik di Indonesia berlebih.
"Kita sadar kita impor triliunan rupiah bahan bakar. Sementara untuk mobil listrik kita tidak melakukan impor yang terkait dengan energi primernya. Ini dua hal yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi kita ke depan," tutupnya. (tum)