"Ini saya kira yang lebih penting yaitu menjadikan peluang untuk meningkatkan perekonomian dengan mengambil nilai tambah dari produksi kendaraan listrik di Indonesia," ujarnya dikutip dari laman UGM.
Dia mengatakan, yang menjadi tantangan saat ini adalah harga mobil listrik masih cenderung lebih mahal dibanding kendaraan berbahan bakar minyak.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
Disamping itu, perlu mulai dipikirkan beberapa aspek lainnya berupa standarisasi kendaraan listrik pada sisi infrastruktur pendukung seperti Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), maintenance, dan sebagainya.
"Ini menjadi penting untuk dibahas bagaimana peluang yang dapat dimanfaatkan dengan adanya perkembangan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia dan UGM bisa berpartisipasi dalam riset pengembangan kendaraan listrik ini," terangnya.
Ahli dari Pustral UGM, Dr. Eng. Muh Arif Wibisono, S.T., M.T D menyatakan, terkait dengan sejarah dan definisi kendaraan listrik. Ia mengatakan soal regulasi, bagaimana hasil riset pengembangan research and development terkait dengan pengembangan kendaraan listrik di lingkungan akademisi dihadapkan pada peluang dan tantangan kendaraan listrik ke depan.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
"Bagaimana pun keberadaan kendaraan listrik di masa mendatang membuka peluang bisnis. Peluang bisnis ini lebih pada beberapa hal yang menjadi potensi bisnis," ungkapnya.
Yakni mulai dari sebelum produksi, operasional, sampai dengan pasca produksi. Serta kemudian menjadi tantangan penting adalah bagaimana mengenalkan Electronic Vehicle (EV) kepada masyarakat.
Kebutuhan baterai jadi vital