"Pembahasan hanya mengenai penerapan komitmen pasokan dengan mitra-mitra terhadap eksekusi dari regulasi," sebut Rudy.
Meski belum membeberkan secara detail mengenai besaran volume dan strategi pemenuhan batu bara di 2022, tapi Rudy menekankan bahwa kontrak jangka panjang dengan para pemasok dan produsen masih berlangsung.
Baca Juga:
Pemerintah Berencana Tingkatkan DMO Batu Bara, Ini Pengaruhnya Terhadap Tarif Listrik
"Kontrak longterm masih berjalan dengan baik," pungkasnya.
Mengutip pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Sunindyo Suryo Herdadi mengungkapkan, saat ini pihaknya bersama stakeholders lain yang terkait sedang melakukan evaluasi terhadap harga patokan batubara khususnya yang dialokasikan untuk kebutuhan pembangkit listrik secara umum.
Namun Sunindyo belum bisa menyampaikan lebih detail proses evaluasi yang tengah dilakukan.
Baca Juga:
Kejar Target DMO, Pemerintah Tetapkan Harga Batu Bara
“Tentunya kalau secara formula kita masih tetap gunakan yang 4 indeks tadi cuma memang sekarang kita sedang melakukan evaluasi terhadap capping harga 70 dollar AS per ton," ungkap Sunindyo dalam Webinar Minerba Virtual Fest 2021, Selasa (21/12/2021).
Sebagai informasi, pemenuhan DMO untuk ketenagalistrikan hingga Oktober 2021 mencapai 93,2 juta ton. Jumlah itu meliputi kebutuhan untuk PLTU milik PLN dan IPP. Merujuk catatan Kementerian ESDM, sampai dengan Oktober 2021 tercatat ada 85 perusahaan yang sudah memenuhi komitmen DMO.
Sementara ada 19 perusahaan yang komitmen DMO nya mencapai 20 persen - 25 persen. Selanjutnya, ada 19 perusahaan dengan komitmen DMO dalam kisaran 15 persen - 20 persen.