"Kita sering bicara tentang partisipasi masyarakat dalam pembangunan, tetapi di sinilah implementasinya terlihat nyata. Desa Tapen kini tidak hanya menjadi penonton, tetapi pelaku langsung dalam pembangunan ekonomi berbasis aset negara," katanya.
Tohom, yang juga Ketua Umum Forum Wartawan Media Konsumen Indonesia (FORWAMKI) ini menambahkan bahwa pendekatan tersebut memberikan inspirasi baru dalam penyampaian informasi publik.
Baca Juga:
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Pasok Daya Besar ke Fasilitas Baterai EV di Karawang
"Wisata memorial seperti ini bisa menjadi sarana sosialisasi yang efektif. Masyarakat tidak hanya diajak mengenang sejarah, tetapi juga memahami bagaimana energi, pembangunan, dan kesejahteraan bisa berjalan beriringan," ujarnya.
Ia menggarisbawahi pentingnya peran pemerintah desa dalam mengelola sumber daya yang diberikan.
“BUMDes harus diberdayakan bukan hanya sebagai pelaksana teknis, tetapi juga sebagai pelaku bisnis sosial yang profesional. PLN telah memberi teladan bagaimana BUMN dapat memperkuat ekonomi desa melalui pendekatan kolaboratif,” tambahnya.
Baca Juga:
Investor Lokal Terus Dukung Energi Bersih, ALPERKLINAS Apresiasi Group Sinar Mas Bangun Pabrik Panel Surya Terbesar di Indonesia
Tohom berharap bahwa inisiatif semacam ini dapat direplikasi di wilayah lain.
“Bayangkan jika setiap PLTA, PLTU, atau PLTG di seluruh Indonesia punya taman memorial edukatif seperti ini, yang dikelola bersama masyarakat. Akan ada lompatan besar dalam kesadaran publik terhadap energi, sejarah, dan ekonomi lokal,” tegasnya.
Sebelumnya, Senior Manager PLN Indonesia Power UBP Mrica, Nazrul Very Andhi, mengungkapkan bahwa sinergi dengan BUMDes Tapen merupakan bentuk komitmen PLN dalam memberdayakan masyarakat dan memperkuat nilai sejarah nasional.