KONSUMENLISTRIK.WAHANANEWS.CO — PLN Indonesia Power (PLN IP) mengembangkan 13 fasilitas Green Hydrogen Plant (GHP) untuk mendukung pemanfaatan hidrogen hijau. Fasilitas tersebut merupakan bagian dari transisi energi bersih yang tersebar di sejumlah pembangkit listrik milik PLN IP.
"Hidrogen hijau ini karya engineer PLN Grup yang sumbernya dari dalam negeri. Jadi jika dikembangkan dan dimanfaatkan secara masif dampaknya besar sekali," kata Direktur Utama PLN IP, Edwin Nugraha Putra, dikutip Sabtu (26/4/2025).
Baca Juga:
Transisi Energi Bersih, PLN IP Kembangkan 13 Pembangkit Hidrogen Hijau
Pengembangan ini, kata dia, ditujukan guna mendukung target pemerintah mencapai emisi nol bersih (Net Zero Emissions) pada 2060. GHP tersebut berada di PLTU Pangkalan Susu, PLTU Suralaya 1–8, PLTGU Cilegon, PLTU Labuan, PLTU Lontar.
GHP itu juga berada di PLTGU Tanjung Priok, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTGU Tambak Lorok, PLTG Pemaron. Sisanya adalah PLTU Grati, PLTU Adipala, dan PLTP Kamojang.
PLTP Kamojang menjadi fasilitas panas bumi pertama di Indonesia yang memproduksi hidrogen hijau. Total kapasitas produksi dari seluruh fasilitas tersebut mencapai 80 ton hidrogen hijau per tahun.
Baca Juga:
Transisi Energi Bersih, PLN IP Kembangkan 13 Pembangkit Hidrogen Hijau
Sebanyak 32 ton di antaranya digunakan untuk keperluan operasional pembangkit seperti pendingin generator. Sisanya sebesar 48 ton dapat digunakan untuk kebutuhan lain.
Di sisi hilir, PLN IP mengembangkan Hydrogen Refueling Station (HRS) untuk kendaraan berbahan bakar hidrogen. Selain itu, PLN IP juga mengembangkan konversi hidrogen menjadi amonia hijau untuk bahan bakar primer di PLTU.
Uji coba pemanfaatan amonia hijau ini dilakukan di PLTU Labuan dengan tingkat cofiring tiga persen selama delapan jam. PLTU tersebut menggunakan 50 ton amonia.