“Langkah PLN membangun sistem kelistrikan digital dan ekosistem kendaraan listrik itu sangat strategis. Ini bukan hanya soal efisiensi, tetapi soal membuka pasar masa depan dan menyiapkan anak bangsa menjadi pelaku utamanya,” ujarnya.
Khusus soal digitalisasi sistem kelistrikan, Tohom menilai bahwa ini menjadi jantung dari pelayanan publik yang lebih transparan, akurat, dan responsif terhadap kebutuhan konsumen.
Baca Juga:
Konsisten Transisi Energi Nasional, PLN Raih Penghargaan IBEA 2025
“Digitalisasi akan membuat konsumen lebih terlindungi karena ada data real-time, kontrol lebih kuat, dan efisiensi yang pada akhirnya berdampak pada tarif. Kita ingin listrik yang adil secara harga dan berkualitas dalam pelayanan,” tegasnya.
Transisi Energi Harus Jadi Gerakan Nasional
Tohom yang juga Salah satu Pendiri Perkumpulan Perlindungan Konsumen Nasional (PPKN) menegaskan, transisi energi bukan hanya menjadi tanggung jawab PLN semata, tetapi harus didorong sebagai gerakan nasional lintas sektor.
Baca Juga:
Konsisten Transisi Energi Nasional, PLN Raih Penghargaan IBEA 2025
Ia menyebut pentingnya sinergi pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha, serta masyarakat sipil agar transformasi ini benar-benar menyentuh lapisan bawah.
“PLN sudah menunjukkan roadmap dan kemampuannya, tinggal bagaimana semua elemen bangsa menyambut ini sebagai peluang bersama. Jangan sampai hanya menjadi narasi elite, tapi gagal menjadi gerakan rakyat,” kata Tohom.
Ia juga mendorong agar pemerintah dan PLN memastikan bahwa pelibatan masyarakat dalam proyek EBT tidak hanya simbolik, melainkan konkret melalui program edukasi, pelatihan, dan insentif kewirausahaan di sektor energi terbarukan.