konsumenlistrik.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketua Umum Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS), KRT Tohom Purba, menyoroti kebijakan tegas Thailand yang menghentikan pasokan listrik ke wilayah Myanmar yang menjadi pusat bisnis ilegal.
Menurutnya, langkah ini seharusnya menjadi contoh bagi Indonesia dalam menindak penyalahgunaan listrik untuk kepentingan ilegal.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Sebut Program Mudik Gratis dengan Lebih dari 11.000 Tiket yang Digelar PLN Momentum Tepat Membantu Masyarakat
“Thailand menunjukkan bahwa listrik bukan hanya komoditas ekonomi, tetapi juga instrumen kebijakan yang bisa digunakan untuk menertibkan bisnis ilegal. Ini pelajaran penting bagi kita,” ujar Tohom, Minggu (9/2/2025).
Seperti diketahui, Pemerintah Thailand memutus aliran listrik di lima titik perbatasan Myanmar setelah adanya dugaan penyalahgunaan pasokan untuk operasi penipuan daring, narkoba, dan pusat panggilan ilegal.
Menteri Dalam Negeri Thailand, Anutin Charnvirakul, menegaskan bahwa langkah tersebut diambil atas dasar keamanan nasional.
Baca Juga:
PLN UP3 Singkawang Pasang Jaringan Listrik Baru untuk 17 Warga Singbebas
Tohom menilai, Indonesia memiliki banyak tantangan terkait penggunaan listrik ilegal, termasuk praktik pertambangan kripto tanpa izin, industri gelap, serta jaringan penipuan daring yang memanfaatkan listrik tanpa kontrol ketat.
Ia menegaskan bahwa Indonesia perlu mengadopsi pendekatan serupa untuk memastikan listrik tidak disalahgunakan oleh kelompok kriminal.
“Indonesia bisa belajar dari Thailand. Jika ada bukti kuat bahwa suatu industri menggunakan listrik untuk kejahatan, maka negara harus berani bertindak. Jangan membiarkan karena alasan ekonomi,” tegasnya.