Konsumenlistrik.com | Seperti yang diketahui, harga batu bara di pasar dunia sempat mengalami lonjakan yang tajam tau mencapai lebih dari US$ 400 per ton.
Meskipun ada penurunan, harga batu bara cenderung masih tinggi atau sampai pada Selasa (22/3/2022) harga batu bara di level US$ 220 per ton.
Baca Juga:
Menkeu: Kemenkeu Dukung dan Berikan Bantuan Maksimal Kepada Seluruh K/L pada KMP
Mencermati tingginya harga-harga komoditas dunia seperti batu bara, pemerintah memiliki segudang strategi untuk mengamankan pasokan dalam negeri.
Seperti misalnya suplai batu bara untuk kebutuhan dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO) demi kebutuhan listrik.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan, bahwa ekonomi dunia tak terkecuali Indonesia bak diserang badai, harga-harga komoditas menjulang tinggi seperti batu bara, nikel hingga minyak dan gas bumi.
Baca Juga:
Sri Mulyani Minta Pemangkasan 50% Anggaran Perjalanan Dinas, Ini Instruksinya
"Jadi ini kayak kena badai semua. Dan pada saat ekonomi sedang tertatih-tatih dari pandemi sehingga belum kuat untuk bangkit," terang Sri Mulyani dalam CNBC Indonesia Economic Outlook 2022, Selasa (22/3/2022).
Dengan melejitnya harga komoditas itu, Sri Mulyani tak mengelak bahwa pasar komoditas Indonesia terkena 'shock'. Namun, pihaknya masih mempertimbangkan harga-harga kenaikan khususnya untuk minyak dan kelistrikan.
"Batu bara sekarang ada DMO, ini PT PLN harus secure, jangan sampai nanti tiba-tiba PLN tidak ada pasokan (akibat harga batu bara naik tinggi)," tandas Sri Mulyani. [tum]