Tohom yang juga Peraih Rekor MURI dalam Bidang Seminar Terbanyak ini mengingatkan bahwa pembangunan energi tak boleh semata-mata soal pasokan listrik, melainkan harus menyentuh aspek pemerataan ekonomi.
Ia menyebut pengembangan PLTP di Flores sebagai peluang untuk memperkuat posisi Indonesia dalam peta energi hijau ASEAN, dengan catatan pengelolaannya adaptif dan inklusif.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Institut Teknologi PLN (ITPLN) Buka Pendaftaran Beasiswa Gratis untuk Masyarakat Luas
“Bila ini berhasil, maka Flores tak hanya dikenal karena panorama alamnya, tetapi juga karena menjadi pionir pemanfaatan geothermal berbasis kolaborasi dan kesadaran ekologis,” tambahnya.
Senada dengan pandangan tersebut, pakar energi dari Jerman, Prof. Dr. Hans Keller dari University of Munich, menilai proyek panas bumi di NTT sebagai salah satu potensi terbesar Asia Tenggara.
Ia menekankan pentingnya pendekatan holistik yang melibatkan semua pemangku kepentingan.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Kerja Sama PLN dan Pemkab Gayo Lues dalam Pengembangan PLTMH Demi Kemandirian Energi
“Bila masyarakat lokal dirangkul sejak awal, bukan sekadar diberi kompensasi, maka proyek ini bisa menjadi contoh global,” ujar Keller.
Sebelumnya, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena telah menegaskan bahwa pengembangan PLTP akan terus didorong selama memenuhi lima prinsip utama: perlindungan lingkungan, pelaksanaan teknis sesuai standar, dukungan sosial melalui program TJSL, pembagian manfaat secara adil, dan keselamatan kerja.
Gubernur Melki juga menyoroti pentingnya keterlibatan masyarakat adat dan transparansi.