Alperklinas.WahanaNews.co | Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memandang bahwa Indonesia memiliki beragam sektor untuk dikembangkan dan dilakukan penelitian atau riset.
Hal ini tercermin dari banyaknya ketertarikan dari pihak luar negeri yang memberikan satu dukungan lewat pendanaan.
Baca Juga:
Pemkot Semarang dan BRIN Sukses Budidayakan Varietas Bawang Merah Lokananta Maserati
Deputi Bidang Kebijakan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Mego Pinandito mengatakan, salah satu contohnya adalah biodiversitas yang hanya ada di Indonesia. Kemudian ada juga dari sektor kelautan, di mana saat ini BRIN telah mulai mengembangkan kapal-kapal riset.
"BRIN menyebutnya armada kapal riset samudera, karena laut kita tidak hanya laut dangkal tapi juga laut dalam dan itu luar biasa sekali, bisa lihat dari biota lautnya," ujar Mego dalam Tech Conference CNBC Indonesia, Selasa (11/10/2022).
Khusus di sektor laut, Mego menuturkan banyak hal yang masih belum tersentuh dan berpotensi untuk dilakukan riset untuk dikembangkan bagi ekonomi Indonesia. Dia mencontohkan potensi alam di kedalaman di atas 3000 m. Untuk itu dibutuhkan kapal khusus yang harus bisa luncurkan wahana dalam laut.
Baca Juga:
Fenomena Langka: Badai Matahari Dahsyat Hantam Bumi, Indonesia Waspada
"Kalau harus pakai kabel panjangnya juga harus 2000 meter. Kalau itu digulung bisa kebayang betapa besar dan berat kabelnya. Itu yang butuh satu infrastruktur, kapal-kapal riset baru dan itu sedang diprogramkan dalam 1-2 tahun ke depan," terangnya.
Lebih lanjut, Mego juga mengungkapkan ada potensi di sektor energi, di mana Indonesia yang ikut dalam hasil perjanjian Glasgow mengenai memecahkan masalah iklim lewat kebijakan Net Zero Emission tentu membutuhkan terobosan baru dalam penggunaan teknologi bersih, serta teknologi terkait energi terbarukan yang saat ini juga menjadi fokus dunia.
Selain itu, ada juga di sektor pertanian, yang saat ini tengah BRIN lakukan riset untuk mengembangkan sumber pangan tanah air.
"Pangan Indonesia yang kita tahu saat ini fokus pada beberapa jenis seperti beras, padi. Kemudian kita mengembangkan ke jenis sumber pangan yang lain seperti singkong dan sagu, itu juga perlu diteliti kembali dari sisi fortifikasi atau pengayaan mineral dan vitamin,"
Tidak hanya itu, perubahan iklim yang juga mempengaruhi tanah dan kebutuhan air bersih mengharuskan BRIN melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan satu pengembangan teknologi air bersih secara murah dan menghasilkan air yang bersih.
Hal ini pun akan membantu sektor pertanian untuk menciptakan hasil pangan yang lebih baik, yang tentunya melalui hasil kolaborasi antar organisasi dalam BRIN.
"Misalnya dari riset elektronika dan komputerisasi bersama riset pertanian mengembangkan smart farming hingga cara mendapatkan ikan perairan darat yang tidak berasal dari sungai, namun juga kolam yang dikembangkan sendiri," pungkas Mego. [tum]