KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Langkah berani Pemkot Semarang mengubah sampah menjadi energi listrik lewat teknologi PSEL di TPA Jatibarang mendapat sorotan nasional. Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS) menilai inisiatif ini sebagai terobosan nyata dalam transformasi energi bersih dan pengelolaan limbah.
Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, menegaskan, “Ini bukan sekadar soal listrik dari sampah. Yang penting adalah sistem pengelolaan sampah dari hulu ke hilir yang efektif dan berkelanjutan, sehingga manfaatnya dirasakan warga Semarang.”
Baca Juga:
Belum Ada Kepastian Dipensiunkan, ALPERKLINAS Sambut Baik Rencana Menteri ESDM Bangun PLTU Ramah Lingkungan
Menurutnya, kolaborasi antara partisipasi warga dan teknologi tinggi menjadi kunci sukses proyek ini.
“Semarang membuktikan bahwa energi bersih bisa diterapkan nyata di kota besar, bukan hanya sekadar target nasional,” tambahnya.
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti menegaskan bahwa PSEL bertujuan menyelesaikan persoalan limbah secara menyeluruh.
Baca Juga:
Salah Satu Terbesar di Indonesia, ALPERKLINAS Apresiasi Pemkot Pangkalpinang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Kota ini menghadapi volume sampah harian yang fluktuatif, antara 800 hingga 1.200 ton, sehingga dibutuhkan strategi inovatif agar TPA Jatibarang tidak meluap.
Pemkot Semarang telah menggagas gerakan “Semarang Bersih” agar masyarakat terlibat sejak rumah tangga.
Sampah dipilah dari rumah hingga TPS, namun teknologi pengolahan lanjutan tetap dibutuhkan agar limbah termanfaatkan optimal.
Untuk memastikan kelangsungan operasional PSEL, Pemkot menjamin pasokan sampah minimal 1.000 ton per hari. Lahan seluas 40 hektare siap digunakan, ditambah 11 hektare zona buang baru.
Proses padat karya dan penataan dimulai Agustus sebagai langkah awal mitigasi, sementara tender PSEL ditargetkan mulai 31 Juli 2025 agar konstruksi rampung pada 2027.
Tohom, yang juga Pengamat PLN, Ketenagalistrikan, dan Energi ini menambahkan, “Keberhasilan PSEL Semarang akan menjadi tolok ukur bagi kota lain dalam memanfaatkan sampah sebagai energi bersih sekaligus menekan biaya dan risiko lingkungan. Selain itu, proyek ini membuka peluang investasi baru dan lapangan kerja di sektor energi dan lingkungan.”
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti menegaskan PSEL fokus pada penanganan sampah secara menyeluruh, bukan sekadar menghasilkan listrik, dengan pasokan sampah dan kesiapan lahan serta SDM yang dijamin agar proyek berjalan lancar sesuai jadwal.
[Redaktur: Mega Puspita]