Dalam konteks transisi energi, menurut Tohom, PLN telah mengambil posisi strategis sebagai enabler, bukan hanya operator.
“Ini momentum penting. Ketika arus mudik berjalan lancar, SPKLU mudah diakses, dan gangguan cepat ditangani, maka kepercayaan publik terhadap kendaraan listrik akan tumbuh secara alami. Inilah fondasi ekosistem EV yang berkelanjutan,” katanya.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo–Gibran Soroti Peluang Ekonomi Nataru, Jakarta Tak Lagi Sekadar Kota Transit Aglomerasi Jabodetabekjur
Lebih jauh, Tohom memandang kesiapan Nataru ini sebagai investasi sosial jangka panjang. Ia menekankan bahwa perlindungan konsumen listrik tidak hanya diukur dari tarif atau kapasitas pasok, tetapi dari kepastian layanan di saat kritis, termasuk pada masa libur panjang dan kondisi cuaca ekstrem.
“Ke depan, konsistensi seperti ini harus dijaga. Negara tidak boleh absen ketika masyarakat bergerak. Dan PLN telah menunjukkan contoh bagaimana BUMN strategis bekerja dalam satu napas dengan kepentingan publik,” tegasnya.
ALPERKLINAS berharap sinergi antara PLN, pemerintah, dan mitra terus diperkuat, sekaligus diiringi pengawasan dan edukasi publik agar pemanfaatan kendaraan listrik semakin luas dan bertanggung jawab.
Baca Juga:
Memastikan Keamanan Pasokan BBM Selama Libur Nataru dan Libur Sekolah
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi membuka Posko Nasional Sektor ESDM Periode Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Direktur Retail dan Niaga PLN, Adi Priyanto, menyatakan pasokan listrik nasional dalam kondisi aman dengan cadangan daya sekitar 15,2 persen, serta peningkatan signifikan infrastruktur SPKLU di jalur mudik Trans Sumatra–Jawa.
[Redaktur: Mega Puspita]