Ia memprediksi kebutuhan listrik di Sulawesi bakal kian meningkat seiring pertumbuhan industri di wilayah tersebut, termasuk untuk industri smelter. Kebutuhan listrik untuk fasilitas smelter di Sulawesi diproyeksikan lebih dari 6.000 MVA.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya permintaan suplai daya dari sejumlah perusahaan smelter pada hari ini yaitu, PT Celebessi Metalindo Utama dengan kebutuhan daya 450 MVA, PT Buttatoa Smelter Pratama sebesar 236 MVA, PT Central Omega Resources Industri Indonesia Tbk (CORII) sekitar 180 MVA, dan PT Industri Smelter Nusantara (ISN) sebesar 70 MVA.
Baca Juga:
Dukung Hilirisasi, PLN Siapkan Listrik Andal Untuk Smelter Freeport yang Baru Diresmikan Presiden Jokowi
Direktur Utama PT Huadi Nickel Alloy Indonesia Jos Stefan Hideky menyampaikan bahwa kehadiran smelter terbukti mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, kebutuhan listrik yang andal dan berkualitas dari PLN diharapkan dapat terus berlanjut.
“Harapan kami, PJBTL ini bisa menjadikan kerja sama semakin baik lagi ke depan,” tuturnya.
Baca Juga:
Dukung Hilirisasi, PLN Siapkan Listrik Andal Untuk Smelter Freeport yang Baru Diresmikan Presiden Jokowi
Dia pun memaparkan, semenjak HNI mulai memproduksi feronikel, pertumbuhan ekonomi di Bantaeng tumbuh dua digit, 12 persen.
“Bahkan tahun lalu Bantaeng mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sulawesi Selatan,” kata Jos.
Direktur Utama PT Celebessi Metalindo Utama Teddy M.I. Haykal turut mengakui jika listrik untuk industri smelter ibarat nafas. Untuk itu, perusahaannya memilih untuk mendapatkan pasokan listrik dari PLN setelah melalui pertimbangan yang cukup lama.