KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO, Jakarta - PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) terus memperkuat komitmennya dalam pemanfaatan energi baru terbarukan melalui digitalisasi pengelolaan biomassa sebagai bahan bakar pendamping batubara di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Inovasi ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS).
Baca Juga:
Energi Terbarukan Semakin Masif, ALPERKLINAS Apresiasi Rencana Pembangunan PLTB di Cirebon
Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, menyambut positif langkah strategis PLN EPI tersebut.
Menurutnya, digitalisasi biomassa tidak hanya menjamin efisiensi dan akuntabilitas dalam rantai pasok, tetapi juga membuka peluang partisipasi masyarakat dalam ekosistem energi bersih nasional.
"Apa yang dilakukan PLN EPI ini merupakan terobosan penting dalam mendukung transisi energi yang inklusif. Dengan sistem digitalisasi biomassa, PLN telah menunjukkan komitmen nyata untuk melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan energi bersih," ujar Tohom, Rabu (16/4/2025).
Baca Juga:
RUPTL Baru Telah Ditandatangani Menteri ESDM, ALPERKLINAS Apresiasi Porsi EBT Capai 60 Persen
Ia menjelaskan bahwa program ini menawarkan model bisnis yang saling menguntungkan antara PLN dan masyarakat, terutama petani dan kelompok usaha kecil di pedesaan.
"Digitalisasi memudahkan petani untuk terhubung langsung dengan rantai pasok energi nasional, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka sambil berkontribusi pada pengurangan emisi karbon," tambahnya.
Tohom yang juga Mantan Wakil Ketua Umum DPP Gempita (Generasi Muda Peduli Tanah Air) ini mengatakan bahwa kolaborasi antara PLN dengan masyarakat lokal melalui platform digital mencerminkan pendekatan transisi energi berkeadilan yang sesuai dengan konteks Indonesia.
"Konsep energi dari rakyat untuk rakyat yang diusung PLN EPI memiliki potensi besar untuk menjadi model percontohan bagi negara berkembang lainnya dalam mengelola transisi energi tanpa mengorbankan aspek sosial-ekonomi masyarakat," jelas Tohom.
Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, sebelumnya menjelaskan bahwa sistem digitalisasi biomassa dirancang sebagai jembatan antara kebutuhan industri energi dengan potensi ekonomi desa.
Sistem ini mencakup proses monitoring penanaman, pendataan hasil panen, hingga pengiriman ke titik pengumpulan, yang semuanya diintegrasikan melalui aplikasi berbasis web dan mobile.
"Kami ingin menciptakan model penyediaan energi dari rakyat untuk rakyat. Melalui biomassa, kita bisa menurunkan emisi sekaligus menghidupkan ekonomi kerakyatan. Ini bagian dari ikhtiar kita menuju Net Zero Emissions 2060 dengan semangat keadilan," ujar Iwan.
Sementara itu, Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Adi Lumakso, mengungkapkan target perusahaan untuk mampu menyuplai hingga 10 juta ton biomassa per tahun di tahun 2030.
"Target ini harus kita wujudkan dengan membangun model bisnis dengan berkolaborasi dengan petani dan koperasi lokal," tegasnya.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]