Konsemenlistrik.com | Kementerian ESDM telah menyampaikan sejumlah kegiatan prioritas guna mengurangi risiko bencana kegeologian sepanjang tahun 2021.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono pada Konferensi Pers Capaian Kinerja 2021 dan Rencana Kerja 2022.
Baca Juga:
Pertumbuhan Tinggi, Dirjen ESDM: Masalah Over Supply Listrik di Jawa-Bali Akan Teratasi
"Tahun 2021 Badan Geologi ini melakukan kegiatan prioritas mitigasi bencana geologi melalui pengembangan sistem mitigasi bencana geologi, pemetaan Kawasan Rawan Bencana Geologi (KRB), dan pengembangan Pos Pengamatan Gunung Api," kata Eko di Bandung, Jumat (21/1).
Sistem mitigasi bencana geologi telah dikembangkan di tiga lokasi, yaitu instalasi sistem minitoring deformasi Gunung Api Illi Weru (Nusa Tenggara Timur), instalasi pemantauan sesar aktif sesar opak (Yogyakarta), dan instalasi sistem monitoring gerakan tanah (LEWS) Kab. Kebumen (Jawa Tengah).
Adapun pemetaan KRB Geologi telah menghasilkan 17 peta, di antaranya peta geologi Kawah Karaha (Jawa Barat), Kawah Manuk (Jawa Barat), G. Pocoleok (NTT), G. Riang Kotang (NTT), dan G. Sokoria (NTT).
Baca Juga:
Tarif Listrik Triwulan IV Tidak Naik, PLN Jaga Pelayanan Listrik Tetap Andal
Selanjutnya ada peta KRB Kawah Manuk (Jawa Barat), KRB Kawah Karaha (Jawa Barat), KRB Gempa Bumi Kota Surabaya, KRB Gempa Bumi Kab. Kendal, KRB tsunami Kab. Banyuwangi, KRB tsunami Kab. Kebumen, Zona Kerentanan Gerakan Tanah (ZKGT) Kab. Kulon Progo, ZGKT Kab. Bogor, ZGKT Kab. Mamuju, dan ZGKT Kab. Lombok Tanah.
Demi mengoptimalkan pemantauan gunung api, Badan Geologi juga melakukan pengembangan infrastruktur Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) di empat lokasi, yaitu pos PGA Karangetang (Sulawesi Utara), PGA Soputan (Sulawesi Utara), PGA Egon (NTT), dan PGA Ciremai (Jawa Barat).
Sepanjang tahun 2021, Badan Geologi melaporkan terjadi erupsi di 11 gunung api, 3 gunung api disertai awan panas, dan 7 gunung api disertai guguran lava. "Kami juga mencatat ada 47 gunung api pada kondisi normal, 18 gunung api level waspada, 4 gunung api level siaga dan tidak ada yang punya level awas," ungkap Eko. [tum]