Konsumenlistrik.WahanaNews.co | Masyarakat Indonesia diingatkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani agar tak terbawa perasaan alias baper jika mendapatkan kritik terkait pengurangan emisi karbon dan gas rumah kaca.
Ia menjelaskan dunia sedang membahas mengenai pengurangan emisi karbon. Semua negara berlomba-lomba untuk beralih ke energi yang lebih bersih.
Baca Juga:
Berhasil Bangun Pabrik Panel Surya dan Sejumlah PLTS, ALPERKLINAS: Indonesia Terbukti Dukung Energi Bersih
"Ini bukan hanya untuk Indonesia. Jadi orang Indonesia jangan baper. Ini berlaku untuk negara berpenghasilan rendah atau berkembang, tapi semua negara," ungkap Sri Mulyani dalam acara Sustainable Finance: Instruments and Management in Achieving Sustainable Development of Indonesia di Bali, Rabu (13/7).
Indonesia sendiri berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 314 juta ton CO2 (karbon dioksida) pada 2030. Hal ini ini sesuai dengan target Nationally Determined Contribution (NDC).
Bendahara negara mengatakan AS dan Eropa juga berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dan beralih ke energi yang lebih bersih.
Baca Juga:
Menuju Net Zero 2060, PLN Siap Kawal Energi Bersih Lewat PLTP dan PLTS
Namun, Sri Mulyani mengatakan perang Rusia-Ukraina berpotensi menghambat komitmen negara dalam menghadapi perubahan iklim.
"AS dengan situasi geopolitik di mana akses energi sangat-sangat menantang karena perang di Ukraina. Komitmen perubahan iklim pasti akan kacau," ucap Sri Mulyani.
Sementara, Sri Mulyani mengatakan Indonesia membutuhkan dana hingga Rp3.500 triliun untuk mengurangi emisi karbon dan gas rumah kaca sekaligus memproduksi listrik yang ramah lingkungan.