Untuk itu, PLN mengusulkan alokasi PMN Rp 10 triliun pada 2023. Alokasi ini, akan dialokasikan Rp 1,7 triliun untuk pembangunan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT). Sedangkan Rp 3,8 trilun akan digunakan untuk pembangunan transmisi dan distribusi dan Rp 4,5 triliun untuk pembangunan jaringan distribusi sampai ke rumah warga di desa sasaran.
“Untuk bisa mencapai target tersebut, perseroan memanfaatkan dana PMN dari pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Ini Merupakan cara pemerintah memberikan rasa keadilan ke saudara kita yang belum mendapat akses listrik dari PLN,” tuturnya.
Baca Juga:
Hadir Pada General Annual Meeting di Dakar Senegal Tahun 2014, Awal Bergabungnya ALPERKLINAS Ke FISUEL International
Salah satu warga Kampung Solol, Distrik Selawati Barat, Kabupaten Raja Ampat. Frits Sawoi mengaku bersyukur kini bisa merasakan listrik dari PLN, sehingga penerangan di desanya lebih optimal saat malam hari.
Masyarakat desa pun bisa melakukan aktivitas lebih leluasa saat malam hari dan anak-anak bisa lebih maksimal belajarnya karena penerangannya kini lebih baik.
“Dengan adanya Program Papua Terang, kami bisa mendapat bantuan PLTS di Kampung Solol, Distrik Selawati Barat. Dari semua hal yang telah kami lalui, melalui dari dulunya kami penerangan menggunakan pelita, dengan adanya Program Papua Terang, kami di Kampung Solol bisa mendapat program (listrik) dari PLN. Oleh sebab itu, dengan rasa suka cita ini kami kiranya dapat berdoa PLN tetap jaya dan terus jaya di Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Frits. [tum]