"Salah satu pembangkit PLN Indonesia Power yang memproduksi hidrogen hijau adalah PLTP Kamojang, yang menjadi pembangkit panas bumi pertama yang memproduksi hidrogen," ujar Edwin.
Dengan 13 unit GHP itu, PLN Indonesia Power mampu memproduksi 80 ton per tahun, berkontribusi 40 persen dari total GHP PLN.
Baca Juga:
Dukung Target NZE 2060, PLN IP Siap Penuhi Kebutuhan Hidrogen
Hasil produksi hidrogen hijau tersebut, sebanyak 32 ton per tahun digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit (cooling generator), sementara 48 ton lainnya bisa digunakan untuk berbagai macam kebutuhan.
Edwin melanjutkan di sisi hilir, PLN Indonesia Power pun telah menghadirkan hydrogen refueling station (HRS) pertama di Indonesia, sebagai penunjang fasilitas kendaraan masa depan berbahan bakar hidrogen.
Tidak hanya pada kendaraan, PLN Indonesia Power juga melakukan pengembangan pemanfaatan hidrogen yang dikonversi menjadi amonia hijau untuk energi primer di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Baca Juga:
PLN Terus Jalin Kolaborasi Global, Kembangkan Energi Hidro di Indonesia
Pemanfaatan green ammonia itu diterapkan di PLTU Labuan 2x300 MW, yang ditandai dengan keberhasilan uji ammonia cofiring sebesar 3 persen selama 8 jam dengan penggunaan 50 ton amonia.
"Hidrogen hijau merupakan sumber energi bersih tidak meninggalkan residu di udara, sehingga tidak menghasilkan emisi karbon, sebab hanya mengeluarkan uap air," ujar Edwin.
[Redaktur: Mega Puspita]