Konsumenlistrik.com | Badan Standardisasi Nasional (BSN) mendukung transisi energi berkelanjutan dalam agenda Presidensi G20 Indonesia pada 2022 dengan mendorong peningkatan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang terkait dengan energi berkelanjutan dan pemanfaatan energi bersih.
Direktur Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektronika, Transportasi dan Teknologi Informasi BSN Y Kristianto Widiwardono mengatakan salah satu dukungan BSN dari sisi pengembangan SNI adalah SNI ISO 50001: 2018 Sistem Manajemen Energi.
Baca Juga:
Ketum Golkar Minta Ridwan Kamil untuk Menangkan Pemilu di Wilayah Banten, DKI Jakarta, dan Jabar
"SNI ISO 50001: 2018 dapat membantu meningkatkan performa energi, sehingga dapat membantu perubahan iklim global dan mencapai target penghematan energi. Hal ini juga sejalan dengan target Bapak Presiden RI Joko Widodo yakni pemenuhan Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat," kata Kristianto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (9/4/2022).
Manfaat yang diperoleh dari penerapan SNI ISO 50001 meliputi antara lain menghemat biaya, meningkatkan keandalan organisasi, meningkatkan produktivitas dan daya saing, mengurangi risiko karena kenaikan harga energi dan meningkatkan ketahanan terhadap pasokan energi.
SNI tersebut juga dapat membantu organisasi atau industri dalam mengembangkan kebijakan penggunaan energi agar lebih efisien.
Baca Juga:
BSN akan Gelar Kampanye Kendaraan Listrik di Jogja
Selain SNI ISO 50001: 2018, untuk mendukung pengembangan energi baru dan terbarukan di Indonesia, saat ini BSN juga telah menetapkan 20 SNI sumber energi air, dan 19 SNI sumber energi surya.
Kemudian, telah ditetapkan 11 SNI sumber energi panas bumi, sembilan SNI sumber energi daya angin, tujuh SNI sumber energi biofuel, dan empat SNI sumber energi nuklir.
Saat ini, terdapat 14 organisasi penerap sistem manajemen energi yang telah disertifikasi oleh lembaga sertifikasi sistem manajemen energi.