Konsumenlistrik.WahanaNews.co | Kenaikan batas tagihan listrik dan gas diumumkan Inggris hingga 80 persen pada Jumat (26/8).
Hal itu memperburuk krisis biaya hidup yang melanda warganya sebelum musim dingin.
Baca Juga:
Profil Keir Starmer, Perdana Menteri Inggris yang Baru Gantikan Rishi Sunak
Regulator listrik pemerintah Ofgem mengungkapkan batas tagihan energi naik dari 1.971 poundsterling (Rp34,44 juta) ke 3.549 poundsterling (Rp62,02 juta) per tahun mulai Oktober mendatang. Pasalnya, biaya gas grosir melonjak usai invasi Rusia ke Ukraina.
"Kenaikan (pada batas harga) mencerminkan kenaikan harga gas grosir global yang terus berlanjut, yang mulai melonjak saat dunia terlepas dari pandemi covid-19 dan telah didorong lebih tinggi lagi ke level rekor oleh Rusia yang secara perlahan mematikan pasokan gas ke Eropa," terang Ofgem dalam pernyataan yang dikutip AFP, Jumat (26/8).
Pengumuman itu memicu protes dari badan amal yang mengatakan kelompok rumah tangga menghadapi salah satu "Natal paling suram" selama bertahun-tahun.
Baca Juga:
Kalah Telak, PM Inggris Rishi Sunak Tinggalkan Kursi Pimpinan Partai
Saat ini, inflasi Inggris sudah dua digit dan diperkirakan menyentuh 13 persen dalam beberapa bulan mendatang mengingat tagihan energi yang tak terkendali.
Melonjaknya batas tagihan energi hampir dua kali lipat kemungkinan akan membawa jutaan orang ke dalam kemiskinan bahan bakar. Sejumlah ahli anti-kemiskinan menilai jutaan warga tersebut dipaksa untuk memilih antara mesin pemanas di musim dingin atau makan.
"Kami tahu dampak besar kenaikan batas harga ini pada rumah tangga di seluruh Inggris dan keputusan sulit yang harus dibuat konsumen sekarang," tambah Petinggi Ofgem Jonathan Brearle.