Konsumenlistrik.com | Kontribusi BUMN kepada negara ditargetkan terus bertambah. Tidak hanya peningkatan dividen, tapi diharapkan pada 2024 negara tidak perlu lagi menyuntikan modal kepada BUMN.
Wakil Menteri BUMN, Pahala Mansury, mengatakan saat ini kegiatan restrukturisasi BUMN terus didorong untuk memastikan perusahaan plat merah tumbuh positif.
Baca Juga:
Veronica Tan di Kabinet Merah Putih, Prabowo Titipkan Misi Besar untuk Anak dan Perempuan
"Ini mesti direfleksikan dari neraca keuangan BUMN. Kalau kita lihat 10 tahun terakhir BUMN sudah berkontribusi 1/3 dari ekonomi Indonesia, bukan hanya dari sisi pajak tapi juga dari PNBP (penerimaan negara bukan pajak) yang dihasilkan 10 tahun terakhir mencapai Rp 3.300 triliun," kata Pahala dalam Rapat Kerja dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Senin (21/3/2022).
Pahala menunjukkan target dividen BUMN hingga 2024 akan ada peningkatan. Pada 2022 ini, dividen BUMN dipatok Rp 34 triliun, lalu 2023 naik menjadi Rp 43 triliun, dan di 2024 bisa mencapai 56 triliun.
"Kita harapkan ke depan dividen terus meningkat di 2022 target yang dicanangkan sebesar Rp 34 triliun Insya Allah tercapai. Ini kita harapkan naik menjadi Rp 56 triliun di 2024," kata Pahala.
Baca Juga:
Jumat Pekan Depan, Menteri-Wamen Kabinet Prabowo Bakal 'Digembleng' di Akmil Magelang
Tidak hanya target dividen, namun proyeksi Penyertaan Modal Negara (PMN) hingga 2024 juga terus berkurang. Di mana pada 2024 direncanakan tidak ada lagi suntikan modal dari negara untuk BUMN.
Dalam APBN 2022, PMN BUMN ditetapkan sebesar Rp 35,39 triliun. Terbesar diterima Hutama Karya Rp 23,8 triliun, PLN Rp 5 triliun, Waskita Karya Rp 3 triliun, Adhi Karya Rp 1,97 triliun, dan Perumnas Rp 1,5 triliun. [tum]