KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS) memberikan apresiasi kepada PT PLN Indonesia Power atas komitmennya dalam pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).
Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, menilai langkah PLN Indonesia Power dengan proyek Hijaunesia dan Hydronesia menjadi bukti keseriusan perusahaan dalam transisi energi berkelanjutan yang dapat bersaing di tingkat global.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Desak PLN dan Pemda Sosialisasikan Penerangan Jalan Umum Gratis dan Hak Konsumen Listrik
“Kami sangat mengapresiasi upaya PLN Indonesia Power dalam mengembangkan pembangkit listrik berbasis EBT, terutama melalui proyek Hijaunesia dan Hydronesia. Ini bukan hanya langkah besar bagi Indonesia, tetapi juga menempatkan kita sebagai pemain utama dalam energi hijau di tingkat internasional,” ujar Tohom Purba, Rabu (26/3/2025).
Menurut Tohom, keberlanjutan proyek-proyek ini juga mencerminkan visi besar PLN Indonesia Power dalam mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060.
Ia menyebut bahwa strategi ini bukan hanya menguntungkan dari sisi lingkungan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Target Pemerintah Ubah Sampah Jadi Listrik di 30 Kota hingga 2029
“Jika dikelola dengan baik dan mendapatkan dukungan penuh, pengembangan EBT ini bisa menjadi lokomotif ekonomi baru bagi Indonesia. Potensi kita besar, terutama dari tenaga surya dan air, yang selama ini belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal,” tambahnya.
Tohom juga menyoroti pentingnya peran teknologi dalam mewujudkan efisiensi energi.
Ia mengapresiasi langkah PLN Indonesia Power yang telah menerapkan Digital Power Plant melalui Reliability and Efficiency Optimization Center (REOC) untuk meningkatkan kinerja pembangkit listrik secara real-time.
“Transformasi digital di sektor pembangkitan listrik adalah langkah yang sangat tepat. Dengan adanya REOC, PLN Indonesia Power mampu meningkatkan efisiensi dan keandalan pembangkit, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan pelayanan bagi masyarakat,” ungkapnya.
Tohom yang juga Pelaksana Kredit Listrik Pedesaan (KLP) Tahun 1990-an ini menambahkan bahwa pengembangan listrik berbasis EBT harus diiringi dengan strategi yang matang agar dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk daerah terpencil.
“Saya memahami betapa pentingnya akses listrik yang merata. Oleh karena itu, dalam pengembangan EBT ini, perlu dipastikan bahwa energi bersih ini ke depannya bisa diakses oleh seluruh masyarakat,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung transisi energi berkelanjutan.
Dalam acara Anugerah Lingkungan PROPER 2024, ia menerima penghargaan Green Leadership sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya dalam mengadopsi teknologi ramah lingkungan dan menurunkan emisi karbon.
PLN Indonesia Power menargetkan pengembangan pembangkit EBT sebesar 2,4 GWh hingga 2035.
Melalui forum investasi seperti Mandiri Investment Forum (MIF) 2025, PLN IP juga tengah mencari investor global untuk mengakselerasi proyek energi hijau di Indonesia.
[Redaktur: Mega Puspita]