KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS) mengapresiasi langkah strategis PT PLN (Persero) dalam mewujudkan transisi energi berkelanjutan di Bali melalui kerja sama dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali.
Kolaborasi ini dinilai sebagai tonggak penting dalam upaya menjadikan Bali sebagai pusat pariwisata hijau yang berkelanjutan.
Baca Juga:
PLN Beri Promo Diskon Tambah Daya 50% + 50% di Bulan Ramadhan
Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa kolaborasi ini mencerminkan keseriusan PLN dalam mendukung target Net Zero Emission di Bali pada tahun 2045.
Menurutnya, inisiatif pemasangan PV (Photo Voltaic) Rooftop yang dilakukan PLN di gedung-gedung pemerintahan, serta peluang pemanfaatannya bagi industri perhotelan dan restoran di Bali, merupakan langkah konkret yang patut didukung.
“Transisi energi bukan lagi pilihan, melainkan langkah krusial untuk memastikan keberlanjutan industri pariwisata di Bali di tengah tuntutan global akan keberlanjutan. Dengan mengadopsi energi terbarukan, kita tidak hanya mengurangi ketergantungan pada energi fosil, tetapi juga meningkatkan daya saing destinasi wisata di mata wisatawan global yang semakin peduli terhadap isu lingkungan,” ujar Tohom.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Imbau Masyarakat Proaktif Laporkan Pohon dan Bangunan yang Berpotensi Ganggu Jaringan Listrik
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali, Eric Rossi Priyo Nugroho, menyampaikan bahwa program PV Rooftop ini nantinya akan dikolaborasikan melalui komunal based ecosystem yang dilengkapi dengan baterai dan internet.
Selain itu, PLN juga akan menyediakan Renewable Energy Certificate (REC) bagi pelaku industri perhotelan dan restoran yang menggunakan energi bersih ini.
Sementara itu, Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace), menyambut baik inisiatif ini dan menekankan bahwa energi terbarukan menjadi daya tarik bagi wisatawan.
“Kami berharap program ini dapat berjalan berkelanjutan dan memberikan manfaat nyata bagi sektor perhotelan dan restoran di Bali,” ujarnya.
Di sisi lain, Ketua Asosiasi Chief Engineering (ACE) I Putu Ira Kamajaya mengingatkan agar penerapan PV Rooftop tetap memperhatikan aspek estetika bangunan, mengingat keindahan dan budaya Bali menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.
Menanggapi hal tersebut, Tohom yang juga Ketua Pengacara Persatuan Marga Purba Se-Jabodetabek, menyebutkan bahwa aspek hukum dan regulasi harus diperhatikan dalam penerapan teknologi energi terbarukan ini.
“Pemerintah daerah dan pemangku kepentingan perlu memastikan bahwa regulasi terkait pemasangan PV Rooftop dan infrastruktur energi hijau lainnya jelas dan tidak memberatkan pelaku usaha. Jika dilakukan dengan baik, inisiatif ini bisa menjadi model bagi daerah lain di Indonesia,” tambahnya.
Selain PV Rooftop, kunjungan ini juga membahas penggunaan kompor induksi dan kendaraan listrik sebagai bagian dari strategi transisi energi.
Menurut Tohom, pemanfaatan teknologi ramah lingkungan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga berkontribusi pada branding Bali sebagai destinasi wisata berkelanjutan.
"Dengan adanya kolaborasi antara PLN dan PHRI, serta dukungan dari berbagai pihak, Bali makin dekat dengan realisasi pusat pariwisata hijau yang diakui dunia. Kesuksesan program ini diharapkan bisa menginspirasi daerah lain," pungkasnya.
[Redaktur: Rinrin Kaltarina]