KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Upaya PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) dalam memperluas peran sebagai penggerak transisi energi bersih nasional mendapatkan apresiasi dari Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS).
Kesiapan PGE dalam memasok listrik ramah lingkungan dari panas bumi kepada lebih dari 2 juta pelanggan dinilai sebagai lompatan signifikan dalam pemenuhan hak dasar konsumen akan energi yang berkelanjutan.
Baca Juga:
Investor Lokal Terus Dukung Energi Bersih, ALPERKLINAS Apresiasi Group Sinar Mas Bangun Pabrik Panel Surya Terbesar di Indonesia
"Ini merupakan bentuk nyata tanggung jawab korporasi dalam menjawab tantangan masa depan. Konsumen saat ini tidak hanya menuntut ketersediaan listrik, tetapi juga kepastian bahwa listrik yang mereka gunakan berasal dari sumber yang tidak merusak lingkungan," ujar Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, Senin (30/6/2025).
Tohom menggarisbawahi bahwa kontribusi PGE dalam menurunkan emisi karbon hingga 9,7 juta ton CO₂ per tahun menunjukkan arah yang tepat dalam menjawab target pemerintah menuju Net Zero Emission 2060.
Baginya, PGE telah menempatkan diri sebagai pionir dalam pemanfaatan energi baru dan terbarukan, bukan hanya untuk kepentingan korporasi, tetapi untuk kemaslahatan bangsa.
Baca Juga:
Berhasil Bangun Pabrik Panel Surya dan Sejumlah PLTS, ALPERKLINAS: Indonesia Terbukti Dukung Energi Bersih
Menurutnya, kerja-kerja seperti yang dilakukan PGE patut menjadi standar baru dalam industri kelistrikan Indonesia.
“Dengan kapasitas terpasang mencapai 1.877,5 megawatt, PGE membuktikan bahwa transisi energi bersih bukan angan-angan. Ini bukti konkret bahwa BUMN bisa menjadi pelopor teknologi ramah lingkungan yang efisien dan berdampak,” ucapnya.
Lebih lanjut, Tohom juga menekankan pentingnya keberpihakan terhadap konsumen dalam kebijakan energi nasional.
Ia menyebut bahwa harga listrik dari panas bumi cenderung lebih stabil dan tidak terpengaruh gejolak harga energi global, yang akhirnya memberikan kepastian bagi masyarakat.
“Stabilitas harga listrik dari sumber energi bersih seperti panas bumi itu juga bentuk perlindungan konsumen. Karena itu, kami mendorong agar pemerintah dan pelaku industri lain belajar dari keberhasilan PGE,” tegasnya.
Tohom yang juga CEO dan Pendiri Wahana News Group ini menambahkan bahwa keberhasilan PGE tak lepas dari tata kelola yang baik serta integrasi visi jangka panjang dengan pengembangan wilayah kerja baru.
“Proyek Lumut Balai Unit 2 yang akan mulai beroperasi pertengahan tahun ini adalah contoh strategi yang cerdas. Ekspansi wilayah kerja harus diimbangi dengan konsistensi dalam menjaga standar lingkungan, seperti yang dibuktikan dengan 18 PROPER Emas, termasuk 14 kali berturut-turut di Kamojang,” katanya.
Tohom juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap sumber energi yang mereka konsumsi.
Menurutnya, sudah waktunya publik diberi edukasi lebih luas tentang manfaat energi panas bumi agar semakin banyak yang terlibat dalam gerakan sadar energi bersih.
Sebelumnya, Direktur Utama PGE Julfi Hadi mengungkapkan bahwa produksi listrik dari panas bumi sepanjang tahun 2024 mencapai 4.827,22 gigawatt hour (GWh), meningkat hampir 2 persen dari tahun sebelumnya.
Peningkatan ini ditopang oleh performa wilayah kerja seperti Kamojang, Lahendong, dan Lumut Balai.
“Pengembangan proyek baru menjadi bagian dari strategi memperkuat ketahanan energi nasional dan mendukung target Net Zero Emission 2060,” jelas Julfi.
PGE sendiri saat ini mengelola 15 wilayah kerja panas bumi di berbagai daerah Indonesia. Dari total kapasitas nasional, sekitar 70 persen di antaranya ditangani oleh perusahaan ini.
Target ke depan, kapasitas yang dikelola langsung akan mencapai 1 gigawatt (GW) dalam dua tahun, dan naik menjadi 1,7 GW pada 2033.
[Redaktur: Mega Puspita]