Dengan daya 1.100 watt dan debit air mencapai 20 kubik per jam, teknologi ini menjadi solusi bagi sawah yang sulit terjangkau irigasi utama.
Selain itu, skema peminjaman alat dengan sistem infak juga memungkinkan akses yang lebih luas bagi para petani.
Baca Juga:
Banyak Jaringan Listrik Sudah Tua, ALPERKLINAS Imbau PLN Alokasikan Anggaran Penggantian Demi Keselamatan Konsumen
Tohom yang juga Anggota Aliansi Konsumen ASEAN ini menekankan bahwa kesuksesan inovasi energi bersih sangat bergantung pada peran aktif masyarakat dan kebijakan yang berpihak pada pengembangan teknologi hijau.
"Kita perlu memastikan bahwa regulasi dan insentif yang ada benar-benar mendukung pengembangan energi bersih yang berorientasi pada kebutuhan rakyat. Dengan pendekatan yang tepat, inovasi-inovasi lokal bisa menjadi solusi berkelanjutan bagi tantangan energi di Indonesia," jelasnya.
Lebih lanjut, ALPERKLINAS berharap semakin banyak komunitas dan daerah lain yang mengambil langkah serupa dalam pemanfaatan energi bersih.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Dukung PLN EPI Kurangi Pemakaian 3 Persen Batubara dengan Target 3 Juta Ton Biomassa Tahun 2025
Dengan semakin luasnya penggunaan teknologi energi terbarukan, diharapkan masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.
[Redaktur: Zahara Tio]