Namun ia menjelaskan, saat ini yang menjadi fokus perusahaan adalah membangun smelter karena investasi untuk pembangunan smelter aluminium bagian dari mendukung program hilirisasi industri yang telah dicanangkan pemerintah.
Dampak perang Rusia-Ukraina
Baca Juga:
COP29, PLN Dorong Kolaborasi Global Perkuat Energi Hijau di Tanah Air
Pada kesempatan itu, Boy Thohir juga bercerita soal dampak perang antara Rusia dan Ukraina terhadap kinerja perusahaan.
Ia mengungkapkan, akibat perang Rusia-Ukraina pesanan batu bara berdatangan dari sejumlah negara Uni Eropa, seiring dengan larangan pembelian batu bara dari Rusia.
Terbatasnya pasokan batu bara asal Rusia dan Eropa menurutnya, membuat harga batu bara bergerak pada level yang tinggi.
Baca Juga:
Gandeng Sederet Startup Terkemuka, PLN Proyeksikan Bangun Ekosistem Energi Hijau
“Sudah mulai ada permintaan dari negara Uni Eropa ke Indonesia. Menurut hemat saya, so far kita thanks God lah ya," ujarnya.
Mengalirnya pesanan dari Eropa tersebut diakui Chief Financial Officer (CFO) Adaro Lie Luckman yang mengatakan bahwa telah melakukan pengiriman sebanyak 2-3 kapal atau sekitar 300.000 ton ke negara Belanda dan Spanyol.
Meski begitu, Lie Luckman menjelaskan pihaknya tetap masih fokus untuk memenuhi pasar Asia yang merupakan pembeli eksisting batu bara dari Adaro